DECEMBER 9, 2022
Nusantara

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki: Tanaman Kratom Perlu Dikembangkan Menjadi Berbagai Produk

image
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengunjungi sentra produksi tanaman kratom milik Koperasi Produsen Anugerah Bumi Hijau (Koprabuh) Cabang Kalimantan Timur di Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kaltim. ANTARA/HO-Kemenkop UKM

POLITIKABC.COM - Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, menekankan pentingnya proses hilirisasi untuk mengembangkan berbagai produk dari tanaman kratom melalui koperasi di Kalimantan. 

Pernyataan ini disampaikan Teten Masduki saat mengunjungi pusat produksi kratom milik Koperasi Produsen Anugerah Bumi Hijau (Koprabuh) Cabang Kalimantan Timur di Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kaltim, pada hari Jumat 13 September 2024. 

Tanaman Kratom adalah tanaman endemik Asia Tenggara yang telah lama dimanfaatkan secara tradisional oleh masyarakat sebagai tumbuhan herbal dan memiliki nilai ekonomi yang signifikan.

Baca Juga: Jelang Pilkada 2024, Pemkot Serang Geram Banyak Baliho Parpol Terpasang di Tiang Listrik hingga Pohon

Teten, seperti dikutip dari siaran pers yang diterima di Jakarta, menyebutkan bahwa pengembangan produk kratom telah dibahas dalam rapat kabinet yang dipimpin Presiden Joko Widodo, karena tanaman ini berpotensi untuk dikembangkan sebagai sumber daya guna meningkatkan ekonomi masyarakat Kalimantan.

Menkop UKM optimistis hilirisasi produk kratom dapat dilakukan, terlebih Koperasi Koprabuh sudah melakukan riset yang cukup mendalam.

Pengembangan produk kratom juga luas karena tanaman ini bisa menjadi bahan baku untuk industri farmasi, serta makanan dan minuman.

Baca Juga: Lembaga Karantina di Papua Tengah Periksa 50 Tanaman Hias yang akan Dibawa ke Pulau Jawa

Teten menyebut permintaan pasar dunia terhadap kratom semakin besar. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, nilai ekspor kratom selalu mengalami pertumbuhan dengan tren sebesar 15,92 persen per tahun sejak 2019.

Salah satu negara tujuan ekspor utama kratom Indonesia adalah Amerika Serikat. Pada periode Januari-Mei 2023, ekspor kratom ke AS mencapai 4,86 juta dolar AS atau 66,30 persen dari total ekspor kratom Indonesia.

Teten pun mengingatkan agar masyarakat tidak menjual bahan mentahnya saja, tetapi harus diolah menjadi produk bernilai tinggi.

Baca Juga: Pemukim Ilegal Israel Bakar Pohon Zaitun dan Properti Warga Palestina

"Ini sebenarnya hilirisasi, supply chain-nya, bahan bakunya dari para petani. Hilirisasinya butuh teknologi, dan itu tidak mahal. Ini bisa dipakai di Rumah Produksi Bersama," kata Teten.

Ke depan, Teten berharap kratom dapat menjadi produk yang memiliki nilai tambah dan nilai ekonomi lebih, serta menjadi produk unggulan dari Kalimantan.

Namun, Teten mewanti-wanti agar ekosistem perdagangan dan investasi harus tepat dan terjaga baik.

Sementara itu, CEO Koperasi Koprabuh Yohanis Walean menyatakan bahwa produk kratom sudah masuk kategori herbal dan legal ekspor yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan, dan potensinya bahkan lebih besar dari sawit.

Menurut dia, penanaman kratom pun terbilang tidak rumit. Kuncinya, harus dekat sumber air, daerah aliran sungai, rawa, dan tepi danau.

"Walaupun terendam banjir selama tiga bulan, pohon kratom tetap tumbuh bertahan," ujar Yohanis.***

Sumber: Antara

Berita Terkait