DECEMBER 9, 2022
Humaniora

Banda Neira, Tanah Pengasingan yang Melahirkan Kebebasan

image
Ruang tengah rumah pengasingan Sjahrir di Banda Neira. ANTARA/Bayu Saputra.tr

Dalam bukunya Renungan dan Perjuangan, Sjahrir mengkritik otoritarianisme dan penekanan terhadap kebebasan individu.

Ia menuliskan gagasan mengenai pentingnya mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan dalam politik. Karya ini termasuk salah satu yang lahir melalui renungannya selama di pengasingan Banda Neira.

Karya-karya itu menunjukkan bahwa kendati diasingkan, Sjahrir dan Hatta tidak pernah benar-benar terputus dari perjuangan.

Baca Juga: AHY:Bung Karno, pejuang sejati, membebaskan kita dari penjajahan dan menuju kemerdekaan

Mereka terus menelurkan ide, menulis, serta mengajar anak-anak bangsa. Bahkan, terus berkomunikasi dengan tokoh-tokoh pergerakan nasional lain lewat surat.

Di tengah kesunyian pulau yang jauh dari hiruk-pikuk politik di Jawa, kedua tokoh itu merumuskan gagasan-gagasan besar yang kelak menjadi fondasi bangsa yang merdeka.

Banda Neira, yang awalnya ditujukan sebagai "penjara" untuk memadamkan semangat kemerdekaan, justru berubah menjadi tempat di mana pemikiran-pemikiran besar tentang bangsa dibentuk.

Baca Juga: Kelompok Pejuang Palestina Hamas Menunjuk Yahya Sinwar sebagai Pengganti Ismail Haniyeh yang Terbunuh

Pulau ini, dengan segala kesederhanaannya, memberikan ruang bagi Hatta dan Sjahrir untuk merumuskan konsep tentang kemerdekaan, nasionalisme, dan keadilan sosial.***

Halaman:
1
2
3
4
Sumber: Antara

Berita Terkait