DECEMBER 9, 2022
Kolom

Angkatan Puisi Esai, Sebuah Angkatan Sastra Sui Generis

image
Tulisan Berthold Damshäuser tentang Angkatan Puisi Esai, Sebuah Angkatan Sastra Sui Generis. (Politikabc.com/kiriman)

Ini disebabkan berbagai faktor, termasuk peningkatan pluralitas sosial dan budaya, individualisasi, globalisasi, perubahan media, dan juga perkembangan dalam studi sastra yang semakin diwarnai oleh penekanan pada intertekstualitas, hibriditas, dan pendekatan poststrukturalis yang membuat pembagian penulis ke dalam generasi menjadi semakin problematis.

Namun, saya tentu memaklumi bahwa membagi dan mengkategorikan adalah kebutuhan manusia, dan tetap masuk akal serta bermanfaat jika kita menggunakan konsep "angkatan sastra“. 

Karena angkatan demikian bisa saja diidentifikasi jika kita bertolak dari definisi "angkatan" dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang berbunyi: "Kelompok sastrawan yang bertindak sebagai kesatuan yang berpengaruh pada masa tertentu dan secara umum menganut prinsip yang sama untuk mendasari karya sastra." 

Baca Juga: Sekjen SATUPENA Satrio Arismunandar, Sebut Sitor Situmorang Dianggap Menghadirkan Kebaruan dalam Puisi Indonesia

Dengan definisi ini, tidak ada keraguan untuk menganggap konsep "Angkatan Puisi Esai" sebagai sesuatu yang sangat sah untuk kesusastraan Indonesia yang mutakhir. 

Bahkan jauh lebih sah dibandingkan dengan berbagai angkatan sastra masa lalu yang hanya menyandang nama tahun saja.

Yang sangat penting dan perlu dicatat: Angkatan Puisi Esai yang lahir di Indonesia ini benar-benar sebuah generasi sui generis, yakni sebuah angkatan yang unik tak terbandingi, bahkan menurut ukuran internasional serta ukuran sejarah. 

Baca Juga: Catatan Denny JA: Ketika 180 Kreator Milenial dan Gen Z, dari Aceh hingga Papua, Bersaksi Melalui Puisi Esai

Karena hingga saat ini, tampaknya belum pernah ada generasi atau aliran dalam dunia sastra yang diberi nama genre sastra. 

Dan dalam konteks terbatas, yakni konteks Indonesia, baru kali ini ada gerakan sastra yang telah berkembang menjadi sebuah angkatan yang sanggup menembus kerangka nasional dengan melintasi perbatasan Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, dan Singapura, seperti yang dijelaskan oleh Agus R. Sarjono dalam pembenaran yang meyakinkan tentang keberadaan Angkatan Puisi Esai.

Dulu, pada tahun 2012, ketika saya bereaksi dengan sangat tidak antusias terhadap kehadiran rubrik Puisi Esai di Jurnal Sajak, saya sama sekali tidak membayangkan perkembangan fenomenal yang akan terjadi pada ide "Puisi Esai". 

Baca Juga: Catatan Denny JA: Dana Abadi untuk Festival Tahunan Puisi Esai

Siapapun tak sanggup memperkirakannya. Sedangkan sekarang timbul pertanyaan, apakah dalam sejarah sastra sebuah genre yang digagas oleh satu individu pernah mengalami perkembangan sedahsyat ini?  Sepertinya, tak pernah terjadi.

Halaman:
1
2
3
4
5

Berita Terkait