HUT ke 79 TNI, Perkuat Pertahanan Tanpa Laras Panjang
- Penulis : Ulil
- Sabtu, 05 Oktober 2024 11:52 WIB

Modal terbesar itu dibutuhkan untuk pengadaan teknologi super canggih untuk menunjang kerja dan rangkaian program pelatihan dan pendidikan untuk membentuk SDM yang berkualitas.
Penggelontoran dana dalam jumlah besar itu pun harus dilakukan secara konsisten, lantaran butuh waktu lima sampai 10 tahun untuk memastikan angkatan siber matang dan dapat bekerja secara efektif.
Dukungan politik
Seperti yang telah dijelaskan, kehadiran Prabowo sebagai presiden diperkirakan akan mempermulus dukungan akan terbentuknya angkatan siber.
Hal itu, mulai dari dukungan politik hingga anggaran. Dukungan politik menjadi salah satu yang tidak boleh dilupakan lantaran UU yang menjadi kerangka kerja angkatan siber merupakan produk politik dari Senayan.
Jika dukungan itu tidak dimiliki, diperkirakan akan sulit bagi pemerintah untuk memulai pembangunan angkatan siber TNI.
Tidak sampai di situ, presiden terpilih Indonesia untuk periode 2024-2029 itu juga dikenal sebagai pemimpin yang memiliki koneksi atau jejaring yang baik di dunia internasional. Hal ini merupakan angin segar bagi TNI lantaran terbukanya kesempatan membangun diplomasi militer dengan negara-negara lain.
Diplomasi bisa dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti kerja sama militer yang mencakup latihan perang dan kerja sama penguatan kawasan hingga pertukaran ilmu pengetahuan tentang pertahanan.
Ini akan menjadi celah bagi TNI untuk belajar tentang penguatan siber dari negara-negara lain atau bahkan menjalin kerja sama di bidang pertahanan ruang digital.
Kini, pemerintahan ke depan akan menjadi penentu akan dibawa ke mana wacana angkatan siber ini. Tentunya seluruh pihak berharap aspek-aspek pemerintah akan semakin maju, termasuk di bidang pertahanan. Kehadiran angkatan siber diharapkan menjadi jawaban untuk memperkuat sistem pertahan demi menjaga kedaulatan NKRI.***