POLITIKABC.COM – Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Tjandra Yoga Aditama, menegaskan bahwa Human metapneumovirus (HMPV) tidak berpotensi menjadi pandemi berikutnya. Hal ini ia sampaikan dengan memberikan empat alasan utama.  

“Sepertinya HMPV tidak akan menjadi pandemi. Namun, dunia pasti akan menghadapi pandemi lagi, meski kita belum tahu kapan dan penyakit apa yang akan menjadi penyebabnya,” kata Prof. Tjandra di Jakarta, Selasa, 14 Januari 2025.  

Pernyataan ini merespons kekhawatiran bahwa HMPV bisa menjadi ancaman global seperti COVID-19. Ia menjelaskan bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memiliki daftar penyakit berpotensi pandemi, dan HMPV tidak termasuk di dalamnya.  

Baca Juga: Mirip Penularan Covid-19, Yuk Kembali Menggunakan Masker, Bisa Cegah Virus HMPV

Menurutnya, daftar WHO mencakup tiga kelompok besar. Pertama, penyakit zoonosis atau yang menular dari hewan ke manusia. Kedua influenza dalam berbagai bentuk, yang virusnya dapat bermutasi. Ketiga, Disease X, patogen yang belum dikenal tetapi berpotensi menyebabkan penyakit baru.  

Empat Alasan HMPV Tidak Akan Menjadi Pandemi  

1. HMPV Bukan Virus Baru  
   
HMPV sudah dikenal sejak lama, pertama kali diidentifikasi pada 2001. Bahkan sebelum itu, antibodi terhadap virus ini sudah ditemukan.  

Baca Juga: Bandar Udara Internasional SAMS Balikpapan Perketat Pencegaah Sebaran Virus HMPV

2. Kasus HMPV Biasanya Ringan  

Berbeda dengan COVID-19 yang menyebabkan banyak kasus berat, infeksi HMPV cenderung ringan dan sering sembuh sendiri tanpa komplikasi serius.  

3. Peningkatan Kasus Bukan Bukti Potensi Pandemi  
   
Lonjakan kasus HMPV yang terjadi di musim dingin, seperti di China pada akhir 2019 hingga awal 2020, tidak berarti virus ini akan menjadi pandemi. Cuaca dingin memang biasanya memicu peningkatan infeksi saluran pernapasan di negara-negara beriklim empat musim.  

Baca Juga: Waspada Penularan Virus HMPV, Ini 5 Tanda yang Harus Diwaspadai pada Anak

4. Gejala Mirip Penyakit Pernapasan Lain  
   
Infeksi saluran pernapasan, baik akibat virus maupun bakteri, sering memiliki gejala serupa seperti batuk, demam, dan sesak napas. Tidak semua kasus ini berpotensi berkembang menjadi pandemi parah seperti COVID-19.