DECEMBER 9, 2022
International

Profil Presiden ke-39 Amerika Serikat, Jimmy Carter yang Meninggal di Usia 100 Tahun

image
Profil Presiden ke-39 mereka, Jimmy Carter yang Meninggal di Usia 100 Tahun. (ANTARA)

Sang istri lebih dulu wafat pada usia 96 tahun pada 19 November 2023.

Carter menempuh pendidikan di sekolah umum Plains dan melanjutkan kuliah di Georgia Southwestern College dan Georgia Institute of Technology. Pada 1946 ia pun mendapat gelar sarjana sains dari Akademi Angkatan Laut Amerika Serikat.

Karier di dunia politik, Carter menjadi Anggota Senat Georgia periode 1963-1967. Kemudian pada 1971 Carter dilantik menjadi Gubernur ke-76 Georgia.

Baca Juga: Pemerintah Amerika Serikat Tegas Menolak Ancaman Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk Kehancuran Lebanon

Mengakhiri jabatannya sebagai gubernur, pada 12 Desember 1974, Carter mengumumkan pencalonannya sebagai presiden Amerika Serikat seusai memenangkan nominasi pada pemungutan suara pertama di Konvensi Nasional Demokrat 1976.

Ia terpilih sebagai presiden pada 2 November 1976 dan resmi menjabat sebagai presiden mulai 20 Januari 1977 hingga 20 Januari 1981.

Di akhir kepemimpinannya, melalui pidato "Farewell Address to the Nation" pada Januari 1981, Carter mengatakan: "Dalam beberapa hari saya akan meletakkan tanggung jawab resmi saya untuk menyandang sekali lagi satu-satunya gelar dalam demokrasi kami yang lebih tinggi dari presiden, gelar warga negara".

Baca Juga: Hitung Cepat Pemilu Amerika Serikat, Suara Donald Trump Unggul dan Berpeluang Menjadi Presiden ke-47

Yayasan Carter Center

Setahun berselang Carter menjadi profesor terkemuka di Universitas Emory di Atlanta. Melalui kemitraan dengan Emory, Carter bersama sang istri mendirikan Carter Center untuk "memperjuangkan perdamaian, melawan penyakit, dan membangun harapan" di negara-negara di  dunia.

Sejak berdiri, Carter Center menghasilkan sejumlah pencapaian di antaranya memimpin kampanye global untuk memberantas penyakit cacing Guinea, mengembangkan jalan menuju perdamaian di Ethiopia, Eritrea, Liberia, Sudan, Uganda, Semenanjung Korea, Haiti, Bosnia dan Herzegovina, memperluas upaya untuk mengurangi stigma terhadap orang dengan penyakit mental serta memperkuat standar internasional untuk HAM.

Baca Juga: Kembali Bertemu di Gedung Putih, Prabowo Sampaikan Kedekatannya dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden 

Pada 2002, peringatan 20 tahun pendirian Carter Center, Carter dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian atas upaya yang tak kenal lelah untuk menemukan solusi damai konflik internasional, memajukan demokrasi dan HAM dan mempromosikan pembangunan sosial dan ekonomi.

Halaman:
1
2
3
4
Sumber: ANTARA

Berita Terkait