DECEMBER 9, 2022
Kolom

Mengenal Lebih Dekat Sosok Tan Malaka, Sosok Bapak Republik yang Menginginkan Merdeka 100 Persen Tanpa Kompromi

image
Anggota organisasi kemasyarakatan berziarah ke makam pahlawan nasional Tan Malaka di Desa Selopanggung, Kediri, Jawa Timur. ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/YU

Namun, Sukarno mengakui gagasan Tan. Pernah suatu ketika Bung Karno mengatakan, jika dirinya mangkat atau tak bisa menjalankan mandat sebagai presiden, maka pengganti yang terbaik sebagai Presiden RI adalah Tan Malaka.

Dalam pidato-pidatonya, Bung Karno juga sering mengutip konsep-konsep revolusioner yang diusung oleh Tan Malaka. Buku Di Bawah Bendera Revolusi karya Sukarno bahkan memiliki semangat yang seirama dengan Naar de Republiek Indonesia.


Pemikiran kritis

Baca Juga: Puisi Esai: Memilih Tak Menikah Sambil Memelihara Kucing atau Anjing, hingga Kisah Koruptor di Makam Pahlawan

Pada Januari 1946 Tan Malaka mendirikan Persatoean Perdjoeangan yang dalam beberapa bulan menjadi alternatif dahsyat terhadap pemerintah moderat.

Dalam konfrontasi di Parlemen ia kalah dan beberapa minggu kemudian Tan Malaka dan sejumlah pengikutnya ditangkap dan ditahan tanpa proses sama sekali dari Maret 1946 sampai September 1948.

Tan Malaka selalu dihadapkan dengan empat sekawan pimpinan Sukarno, Hatta, Sjahrir, dan Amir Sjarifoeddin serta gerakan komunis-sosialis yang berpengaruh dan yang menuduh Tan Malaka sebagai penganut Trotsky.

Baca Juga: Sejarah dan Makna Penting Peringatan Hari Tani Nasional di Indonesia: Sebuah Upaya Menghargai Pahlawan Pangan

Jilid kedua biografi Tan Malaka menggambarkan secara rinci nasib Tan Malaka dan pengikutnya dalam tawanan. Ia difitnah sebagai dalang di balik Peristiwa 3 Juli 1946 untuk menyelubungi fakta bahwa peristiwa itu sebetulnya menyerupai kup Panglima Besar Soedirman yang ingin berkuasa.

Dalam risalah yang menegangkan rahasia Peristiwa 3 Juli diungkapkan. Walaupun Tan Malaka masih dalam tawanan, teman-teman sehaluannya berhasil muncul kembali sebagai oposisi melawan Perjanjian Linggajati yang dianggap sebagai kapitulasi terhadap Belanda. Akan tetapi semuanya berakhir dengan kekalahan lagi.

Relevansi pemikiran Tan Malaka bagi generasi muda saat ini terletak pada ide-idenya tentang kemandirian dan keberanian untuk berpikir di luar kotak.

Baca Juga: Upaya Menjadikan Gus Dur Sebagai Pahlawan Nasional, Cak Imin: Pemulihan Nama Baik Bisa Memberi Kekuatan

Di era revolusi industri saat ini, banyak negara berkembang terjebak dalam ketergantungan ekonomi, sehingga gagasan kemerdekaan ekonomi Tan tetap relevan.

Halaman:
1
2
3
4
Sumber: ANTARA

Berita Terkait