DECEMBER 9, 2022
Nusantara

Curah Hujan Meningkat, BMKG Ingatkan Potensi Banjir Lahar dari Gunung Lewotobi Laki-Laki 

image
Gunung Lewotobi Laki-Laki terpantau dari Pos Pengamatan Gunung Api Lewotobi Laki-Laki di Desa Pululera, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). (ANTARA/Gecio Viana)

POLITIKABC.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan potensi banjir lahar hujan dari Gunung Lewotobi Laki-Laki di Nusa Tenggara Timur (NTT) seiring datang musim hujan dan cuaca ekstrem akibat La Nina atau dinamika atmosfer.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati seiring dengan meningkatnya curah hujan saat ini, pihaknya mengingatkan agar pemerintah daerah dan masyarakat di sekitar lereng dan jalur aliran sungai, meningkatkan kesiap-siagaan banjir lahar. Salah satunya dengan menghindari bantaran sungai yang mengalir dari lereng gunung yang telah atau sedang erupsi.

"Belajar dari Gunung Marapi di Sumatera Barat, kami meminta seluruh pihak dan masyarakat untuk mewaspadai banjir lahar hujan yang bisa sewaktu-waktu terjadi karena sangat berbahaya," katanya, Senin 18 November 2024. 

Baca Juga: Berstatus Waspada, Gunung Semeru Tercatat Sudah Erupsi 5 Kali Sejak Pagi

Dia menerangkan banjir lahar hujan berupa banjir besar dan cepat yang terjadi ketika air hujan bercampur dengan material vulkanik dari erupsi gunung berapi.

Material vulkanik tersebut bisa berupa pasir, abu, dan bebatuan yang juga bercampur dengan kayu atau pohon. Banjir lahar hujan, seperti yang terjadi di Sumatera Barat, bisa mengancam nyawa, menutup pemukiman, dan mengangkut batu-batu besar di sungai.

"Saat erupsi, tidak semua material ikut meluncur ke bawah, melainkan tertumpuk di atas, apabila hujan lebat terjadi, maka potensi banjir lahar hujan pun semakin meningkat," ujarnya.

Baca Juga: Menteri ATR BPN Menyiapkan 50 Hektare Tanah untuk Relokasi Korban Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki

Menurut dia, ancaman tersebut semakin meningkat karena di musim hujan saat ini Indonesia juga dilanda fenomena La Nina.

Fenomena ini, kata dia, akan berlangsung mulai akhir 2024 hingga setidaknya Maret atau April 2025. La Nina fenomena iklim global yang akibat anomali suhu permukaan laut di Samudra Pasifik yang menjadi lebih dingin dibandingkan biasanya.

Bagi Indonesia, fenomena ini menyebabkan peningkatan curah hujan di hampir sebagian besar wilayah yang berkisar 20-40 persen.

Baca Juga: BMKG Sebut Abu Vulkanik Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki Menyebar hingga Pulau Lombok

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengungkapkan berdasarkan pantauan BMKG, selama sepekan terakhir kondisi cuaca di NTT cukup bervariasi.

Wilayah NTT terpantau cerah berawan hingga hujan ringan, dengan hujan disertai petir terjadi di beberapa wilayah, seperti Pulau Timor, Manggarai, Manggarai Barat, Ngada, Sikka, dan Flores Timur.

Berdasarkan hasil pengamatan terkini pada 16 November 2024, curah hujan tercatat sebesar 45,2 mm/hari di Stasiun Meteorologi El Tari Kupang, 31,4 mm/hari di Stasiun Meteorologi Gewayantana Flores Timur, dan 2,6 mm/hari di Stasiun Meteorologi Frans Seda Maumere.

Baca Juga: Kebakaran Lahan di Kawasan Gunung Rinjani, TNGR Menyatakan Pendakian Melalui Jalur Senaru Ditutup Sementara

Hingga awal November 2024, sebagian wilayah NTT telah mulai memasuki awal musim hujan, namun wilayah di sekitar Gunung Lewotobi Laki-Laki diprediksi memasuki musim hujan pada awal Desember.

"Kondisi ini berpotensi meningkatkan risiko banjir lahar hujan di sekitar lereng gunung tersebut," katanya.

Selama 10 hari ke depan, cuaca di NTT secara umum diprakirakan cerah berawan hingga hujan ringan. Namun, terdapat potensi hujan sedang hingga lebat di beberapa wilayah, seperti Manggarai Barat, Manggarai, Manggarai Timur, Ngada, Nagekeo, Ende, sebagian Sikka, sebagian Alor, Kabupaten Kupang, Timor Tengah Utara (TTU), Timor Tengah Selatan (TTS), Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat, dan Sumba Barat Daya.

Baca Juga: Gunung Semeru Kembali Erupsi, Muntahkan Abu Vulkanik Setinggi 500 Meter dari Puncak

"Potensi hujan yang masih tinggi di wilayah NTT berpotensi meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi basah, termasuk banjir lahar hujan di sekitar wilayah terdampak bencana, khususnya di sekitar Gunung Lewotobi Laki-Laki," katanya

BMKG mengimbau masyarakat kawasan tersebut tetap tenang, tetapi terus meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan bencana susulan yang dapat terjadi sewaktu-waktu.***

Sumber: Antara

Berita Terkait