Mengenal Cacar Monyet, Penyakit Langka yang Kini Muncul Kembali, Apa Itu dan Bagaimana Gejalanya?
- Penulis : Ulil
- Jumat, 06 September 2024 12:55 WIB

POLITIKABC.COM - Cacar monyet atau Monkeypox adalah penyakit yang mungkin jarang didengar oleh banyak orang, tapi belakangan ini menjadi sorotan setelah munculnya laporan kasus di berbagai negara. Seperti diketahui cacar monyet kini juga sudah masuk ke wilayah Indonesia.
Cacar monyetini merupakan infeksi virus yang awalnya ditemukan pada hewan, khususnya monyet dan hewan pengerat, namun kini mulai menyebar ke manusia. Apa sebenarnya cacar monyet ini, dan mengapa kita perlu mewaspadainya?
Cacar monyet adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Monkeypox, bagian dari keluarga virus Orthopoxvirus yang juga mencakup virus penyebab cacar (smallpox). Meskipun cacar monyet terdengar serupa dengan cacar biasa, gejalanya lebih ringan dan jarang berakibat fatal.
Meski begitu, cacar monyet tetap memerlukan perhatian serius karena bisa menyebar melalui kontak langsung dengan penderita atau hewan yang terinfeksi.
Virus cacar monyet pertama kali ditemukan pada tahun 1958 ketika wabah terjadi di laboratorium yang memelihara monyet untuk penelitian. Kasus pada manusia pertama kali tercatat pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo.
Selama beberapa dekade, cacar monyet hanya dikenal sebagai penyakit endemik di Afrika Tengah dan Barat, tetapi sejak tahun 2022, penyebarannya mulai menyebar ke luar wilayah tersebut, termasuk Eropa, Amerika, dan Asia.
Seperti namanya, virus ini awalnya ditemukan pada monyet, namun penelitian menunjukkan bahwa hewan pengerat seperti tikus dan tupai juga bisa menjadi inang utama virus ini.
Manusia dapat terinfeksi melalui gigitan hewan yang terinfeksi atau kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, atau luka pada kulit hewan tersebut.
Penularan antarmanusia bisa terjadi melalui kontak fisik langsung, terutama dengan luka terbuka atau cairan tubuh penderita, serta melalui droplet saat batuk atau bersin.
Meningkatnya kasus di luar Afrika menjadi perhatian global. Salah satu penyebabnya adalah perjalanan internasional dan meningkatnya interaksi antara manusia dan hewan liar di beberapa daerah.