Kasus Demam Berdarah di Jakarta Barat Diklaim Terus Menurun, dari 797 Menjadi 216 Sepanjang April-Juli 2024
- Penulis : Ulil
- Kamis, 15 Agustus 2024 18:23 WIB
POLITIKABC.COM - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jakarta Barat menunjukkan penurunan kembali dari Juli hingga pertengahan Agustus 2024.
Setelah angka kasus mencapai 797 pada April 2024 dan 777 pada Mei 2024, serta 337 kasus pada Juni 2024, jumlah kasus DBD pada Juli 2024 menurun menjadi 216.
Informasi ini disampaikan oleh Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat, Erizon Safari, dalam sebuah pernyataan yang diberikan di Jakarta pada Kamis, 15 Agustus 2024.
"Untuk bulan Juli, 216 kasus," katanya.
Tren kasus DBD yang menurun tersebut juga nampak terjadi pada pertengahan Agustus 2024 yang hingga kini mencapai 46 kasus. "Kalau Agustus sudah 46 kasus," kata Erizon.
Erizon menyebut bahwa kesesuaian iklim berpengaruh signifikan terhadap fluktuasi kasus DBD. "Kesesuaian iklim berpengaruh signifikan terhadap angka kasus DBD," tutur Erizon.
Baca Juga: Eropa Sedang Hadapi Sebaran virus West Nile, Berikut Daftar Negara yang Melaporkan
Meskipun tren kasus menurun, Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Sudinkes Jakarta Barat, Arum Ambarsari tetap meminta masyarakat untuk melakukan sejumlah langkah antisipasi.
"Faktor cuaca dan kelembapan udara di Jakarta Barat sangat potensial sebagai tempat perindukan nyamuk Aedes aegypti (vektor pembawa virus DBD), hal ini sulit untuk dihindari," kata Arum.
Namun masyarakat bisa meminimalisasi tempat perindukan nyamuk dengan cara melakukan pemberantasan sarang nyamuk melalui 3M Plus. Yakni menguras tempat air, menutup tempat-tempat penampungan air dan mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti.
Baca Juga: BNPB Sebut 562 Warga di Kabupaten Nias Selatan Menderita Demam Berdarah, 8 Orang Meninggal
Kemudian waspada apabila ada anggota keluarga yang demam lebih dari tiga hari untuk dilakukan pemeriksaan darah.
"Jangan menunda-nunda karena penyakit DBD justru mencapai titik kritis saat demam sudah mulai turun (hari ke 4,5) dan bisa terjadi syok dan kematian," kata Arum.***