BNPB Sebut 562 Warga di Kabupaten Nias Selatan Menderita Demam Berdarah, 8 Orang Meninggal
- Penulis : Ulil
- Kamis, 15 Agustus 2024 18:16 WIB
POLITIKABC.COM - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa Kabupaten Nias Selatan di Sumatra Utara saat ini mengalami wabah malaria dan demam berdarah dengue (DBD), dengan total 562 kasus dilaporkan, termasuk delapan kematian.
Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, menyebutkan bahwa angka kasus tersebut tercatat dari Januari hingga Juli 2024 di wilayah Nias Selatan.
Menanggapi situasi ini, Abdul menginformasikan bahwa Pemerintah Kabupaten Nias Selatan telah menetapkan status darurat bencana non-alam, yang berlaku hingga 23 Agustus 2024.
"Mayoritas penderita merupakan warga di Pulau-Pulau Batu, Pulau-Pulau Batu Timur, Pulau-Pulau Batu Barat, Pulau-Pulau Batu Utara, Simauk, Tanah Masa, dan Hibala," katanya, Kamis 15 Agustus 2024.
BNPB memberikan pendampingan langsung kepada organisasi perangkat daerah (OPD) Kabupaten Nias Selatan untuk mengatasi wabah penyakit yang disebabkan oleh parasit protozoa yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti dan anopheles itu.
Menurut dia, setiap hari petugas Dinas Kesehatan dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah berupaya melakukan pembersihan lingkungan, pengasapan dan penguatan daya tahan tubuh masyarakat yang diprioritaskan serentak di seluruh kelurahan di Nias Selatan.
Sebagai negara tropis, Indonesia menyumbangkan kasus malaria terbanyak kedua di Asia, setelah India. Kementerian Kesehatan mencatat secara nasional pada tahun 2023 ada sebanyak 418.546 kasus positif malaria di Indonesia, dan pada tahun 2022 ada sebanyak 443.530 kasus positif.
Kementerian Kesehatan bersama BNPB terus mendorong masyarakat untuk melakukan upaya pencegahan dengan membersihkan lingkungan secara rutin, mengurangi populasi nyamuk dengan menebarkan ikan sebagai predator jentik nyamuk dan menghindari gigitan nyamuk dengan tidur menggunakan kelambu atau obat antinyamuk.
Pemeriksaan kesehatan ke rumah sakit atau klinik pun juga patut menjadi perhatian masyarakat sehingga penyakit tersebut bisa cepat ditangani.
Menurut dia, data pada tahun 2023 mencatat jumlah positivity rate nasional baru sebesar 12,08 persen, padahal target pemerintah kurang dari 5 persen per tahun.***