DECEMBER 9, 2022
News

Lima Anak di Kota Tangerang Meninggal Akibat Serangan Demam Berdarah, Baru Disadari Ketika Sudah Kritis

image
Ilustrasi - Nyamuk pembawa DBD. ANTARA/HO-Internet

POLITIKABC.COM - Sebanyak lima dari enam kasus meninggal dunia karena demam berdarah dengue (DBD) di Kota Tangerang, terjadi pada anak-anak.

Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinkes Kota Tangerang Mugiya Wardhany menyebut, demam berdarah menjangkiti kelompok usia produktif dan paling banyak terjadi di usia anak-anak. Hal ini karena imunitas anak-anak tidak sebaik kelompok dewasa.

Lebih lanjut, di Kota Tangerang Banten kasus meninggal karena demam berdarah sepanjang 2024 yang berhasil tercatat ada enam kasus.

Baca Juga: Ini Alasan Petugas Minta Jemaah Haji Indonesia Cukup Laksanakan Salat Jumat di Hotel

"Biasanya kasus DBD pada anak-anak baru disadari ketika dalam kondisi kritis. Maka itu perlu kewaspadaan dari orang tua untuk memperhatikan kondisi kesehatan anak," ujarnya, Selasa 25 Juni 2024. 

Ia menekankan kewaspadaan orang tua adalah kunci keberhasilan dalam penanganan kasus DBD pada anak. Orang tua perlu memahami betul perubahan yang dialami anak agar penanganan oleh tenaga medis yang tepat bisa lebih cepat didapat dan mencegah fatalitas.

“Dengan keterbatasan anak memaparkan apa sakit yang dirasa, orang tua harus paham betul sama anaknya, karena diagnosis dokter sering mengandalkan wawancara medis. Dengan wawancara, hampir 60 persen bisa diduga sehingga ketika anak DBD orang tua harus tahu kondisi anaknya,” ujarnya.

Baca Juga: Tanri Abeng MBA, Tokoh Bisnis Manajer 1 Miliar yang Menginspirasi Anak Muda di Zamannya Meninggal

Adapun beberapa gejala yang menjadi penanda bagi orang tua jika anak mengalami perburukan saat DBD di antaranya tidak ada perbaikan kondisi setelah suhu tubuh menurun, anak terus menolak makan dan minum, nyeri perut secara hebat, lemah, lesu, hingga ingin terus tidur.

“Lalu, perlu juga diperhatikan saat anak mengalami perubahan perilaku. Seperti suka marah-marah, terlihat pucat, dan tangan serta kaki dingin, perdarahan hingga tidak buang air kecil lebih dari 4-6 jam,” katanya.

Kolaborasi multisektor pada penanganan DBD di Kota Tangerang ialah sosialisasi PSN 4M Plus di seluruh 39 puskesmas dan 1.097 posyandu.

Baca Juga: Kenali Beragam Kekerasan Terhadap Anak, Warga Kalimantan Selatan Diimbau Proaktif Melapor

Kemudian, menggerakkan seluruh masyarakat dan pegawai dalam melaksanakan aksi bebersih memberantas sarang nyamuk di lingkungannya. Dalam hal ini, dapat melibatkan kader jumantik.

“Kolaborasi juga dikuatkan dengan Dinas Pendidikan, selama libur sekolah menugaskan seluruh pelajar di Kota Tangerang untuk memeriksa sarang nyamuk di rumah masing-masing. Terlebih, menjadikan anak-anak sebagai kader jumantik, yakni sebagai bagian dari projek sekolah,” katanya.***

Sumber: Antara

Berita Terkait