Ketua Umum YKI Aru Wisaksono Sudoyo: Detoksifikasi Alami dengan Buah dan Sayur Tidak Efektif Sembuhkan Kanker
- Penulis : Ulil
- Rabu, 19 Februari 2025 18:33 WIB

POLITIKABC.COM - Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD-KHOM, FINASIM, FACP menegaskan pengobatan detoksifikasi alami tidak efektif dalam menyembuhkan kanker.
"(Setelah detoksifikasi) kankernya enggak berhenti. (Pasien kanker) pada balik ke saya lagi," kata Aru saat ditemui usai diskusi ”Kanker Tidak Menunggu, Kenapa Kita Menunggu? Deteksi Dini, Selamatkan Hidup” di Jakarta Pusat pada Rabu 19 Februari 2025.
Sebagai informasi, detoksifikasi atau sering disebut detoks adalah proses alami mengeluarkan racun dari tubuh.
Salah satu caranya adalah dengan mengonsumsi makanan sehat, seperti buah dan sayuran yang kaya serat dan antioksidan serta rajin meminum air putih.
Baca Juga: Makanan Sehat Penangkal Kanker Ovarium, Apa yang Harus Dikonsumsi dan Mengapa?
Aru menjelaskan, menjalani detoksifikasi, terutama dalam periode yang singkat, tidak akan menyembuhkan sepenuhnya penyakit kanker. Menurutnya, detoksifikasi hanya akan menghilangkan efek kanker sementara.
"Dia itu hampir sama dengan puasa intermiten cuma terlalu sebentar juga. Jadi memang puasa itu bagus, tapi terlalu sebentar," ujarnya.
Dia lebih menganjurkan menjalani puasa intermiten secara rutin sebagai salah satu alternatif terapi kanker.
Baca Juga: Deteksi Dini Kanker Ovarium: Kenali Gejala Awal dan Cara Efektif Menangani
Aru menjelaskan, pembagian waktu ideal puasa intermiten adalah 16/8 atau 16 jam berpuasa dan 8 jam makan.
Selain itu, bisa juga diterapkan diet OMAD (One Meal a Day) yakni makan satu kali dalam sehari.
Puasa intermiten disarankan untuk mencegah kanker karena saat tidak mendapatkan asupan makan, metabolisme tubuh akan mengonsumsi sel-sel tidak berguna atau berbahaya, termasuk sel kanker.
Baca Juga: Mahasiswa UGM Temukan Kandungan Obat Kanker Serviks pada Ekstrak Biji Salak dan Jeruk Pamelo
"Badan kamu nanti akan kebingungan mencari energi, jadi dia mengambil sel-sel yang tidak ada gunanya dalam tubuh, sel-sel yang beracun, sel-sel yang toksik. Kita harapkan sel-sel kanker yang baru mau mulai dia dimakan sama tubuh," ujarnya.