DECEMBER 9, 2022
Kolom

Perbandingan Pengaruh Denny JA, Chairil Anwar, dan Sapardi Djoko Damono di Mata Empat Aplikasi AI

image
Perbandingan Pengaruh Denny JA, Chairil Anwar, dan Sapardi Djoko Damono di Mata Empat Aplikasi AI. (Politikabc.com/kiriman)

Sebelum ada dukungan finansial, banyak gerakan sastra berumur pendek karena bergantung pada semangat individu. Dengan adanya dana abadi, sastra dapat bertahan bahkan setelah tokoh utamanya tidak lagi aktif.

Berbeda dengan Denny JA, Chairil tidak membangun gerakan, tidak mengorganisir komunitas, tidak mendanai sastra. Ia lebih mirip api liar yang terbakar terang. Seperti Chairil, Sapardi juga tidak membangun infrastruktur sastra. Ia bukan tokoh gerakan, melainkan penjaga keindahan sastra dalam bentuknya yang paling halus.

Jika Chairil adalah suara revolusi, dan Sapardi adalah penjaga keindahan, maka Denny JA adalah pemimpin gerakan sastra modern. AI menyimpulkan bahwa Denny JA memiliki peran yang unik dalam sejarah sastra Indonesia: ia tidak hanya berkarya, tetapi juga menciptakan infrastruktur untuk kelangsungan sastra itu sendiri.

Baca Juga: SATUPENA akan Gelar Diskusi tentang Benarkah Islam Peduli Lingkungan dengan Narasumber Rahma Sofiana

Chairil Anwar dan Sapardi Djoko Damono sangat berpengaruh secara estetika, tetapi mereka tidak membangun gerakan sastra yang terorganisir. Sebaliknya, Denny JA tidak hanya berkarya, tetapi juga membangun komunitas sastra puisi esai di Indonesia dan ASEAN. 

Hal ini penting karena sastra yang bertahan lama bukan hanya karena keindahan, tetapi karena adanya gerakan yang menopangnya. Banyak genre sastra yang hilang karena tidak dilembagakan. Sebaliknya, puisi esai telah memiliki infrastruktur yang lebih kuat, yang memungkinkan genre ini terus berkembang.

Denny JA menciptakan infrastruktur sastra berkelanjutan. Denny JA telah memperkenalkan dan mempopulerkan genre puisi esai, yang memberikan ruang baru bagi sastra untuk berdialog dengan isu-isu sosial-politik.

Baca Juga: Sekjen SATUPENA Satrio Arismunandar: Melestarikan Lingkungan adalah Kewajiban Moral dan Spiritual dalam Islam

Melalui berbagai gerakan, komunitas, dan penghargaan, Denny JA telah menciptakan infrastruktur yang mendukung perkembangan sastra Indonesia. Dukungan finansial Denny JA menyediakan dana abadi untuk penghargaan sastra, dan ini adalah kontribusi yang sangat signifikan dalam memastikan keberlanjutan ekosistem sastra.

Sastra dalam Lanskap Digital: Ke Mana Arah Masa Depan?

AI juga membaca tren masa depan dalam sastra. Dalam dunia yang semakin terdigitalisasi, puisi esai yang diprakarsai Denny JA memiliki daya adaptasi yang tinggi. Ada dua pertimbangan.

Baca Juga: Sekjen SATUPENA Satrio Arismunandar: Kolaborasi Seniman dan AI Bisa Hasilkan Anime Berkualitas Tinggi

Pertama, narasi berbasis data semakin relevan. Dunia AI dan Big Data menuntut keterkaitan antara fakta dan sastra. Dalam hal ini, puisi esai lebih mudah diintegrasikan ke dalam media digital dan platform AI.

Halaman:
1
2
3
4
5
6
Sumber: SATUPENA

Berita Terkait