Puisi Esai Denny JA: Tjokroaminoto di Usia Senja
- Penulis : Ulil
- Rabu, 22 Januari 2025 08:30 WIB
Panen hanyut,
bukan ke lumbung,
tapi ke pundi penjajah.
Lalu datanglah ia, Tjokroaminoto,
bukan nama, tapi bara yang menyala.”
Ucapannya bukan pelajaran,
tapi obor di kegelapan jiwa.”
Baca Juga: Catatan Denny JA: Derita Rakyat Akibat Rusaknya Lingkungan Hidup di Dalam Puisi Esai
-000-
HOS Tjokroaminoto kini menua,
tubuh renta, jiwa masih menyala.
“Dulu, ia nyalakan bara yang menyatukan.
Kini murid-muridnya bertikai di jalan berbeda.
Ia tak lagi mercusuar bagi arah mereka.”
Baca Juga: Puisi Esai Denny JA: Anak Palestina Itu Menulis Surat untuk Ibunya yang Hilang
Syarif juga ingat.
Di ruang ini, Tjokro menjadi cahaya,
bagi Bung Karno muda,
bagi Muso yang bergejolak,
dan bagi Kartosuwiryo,
yang teguh dalam Islam.
Mereka, pemuda dari aneka ide,
berkumpul dalam naungan sang Guru.
Tjokro tahu,
nyala tak bisa dipaksa dalam genggaman,
sungai tak bisa dipaksa satu muara.
Baca Juga: Puisi Esai Denny JA: Mereka yang Mulai Teriak Merdeka dan Lahirlah Budi Utomo
Murid-muridnya tumbuh membawa obor sendiri,
berpencar, mengukir jalan berbeda.