DECEMBER 9, 2022
Hiburan

Resensi Film Mufasa: The Lion King, Kisah Trauma Masa Kecil, Persahabatan hingga Pengkhianatan

image
Cuplikan adegan film "Mufasa: The Lion King". (ANTARA/HO-Disney Indonesia)

Para pengisi suara memberikan performa luar biasa. Aaron Pierre sebagai Mufasa muda membawa kehangatan dan emosi, sementara Kelvin Harrison Jr. berhasil menambahkan kedalaman pada karakter Taka. Kehadiran kembali Seth Rogen dan Billy Eichner sebagai Timon dan Pumbaa menambah humor yang menyegarkan.  

Barry Jenkins berhasil menghadirkan warna baru tanpa menghilangkan esensi asli yang dicintai. Ia mengemas cerita dengan visual yang megah dan emosi yang menyentuh, membuat Mufasa: The Lion King menjadi lebih dari sekadar film.  

Kisah ini mengingatkan kita bahwa di balik setiap pemimpin besar ada perjalanan yang penuh perjuangan. Melalui perjalanan Mufasa, film ini mengajarkan bahwa siapa pun memiliki potensi untuk bangkit dan menjadi luar biasa, meskipun awalnya tampak kecil dan rapuh.  

Baca Juga: Inspirasi dari Film The Queen 2006: Kepemimpinan yang Bijaksana di Tengah Krisis

Saat layar gelap dan kredit bergulir, Mufasa: The Lion King meninggalkan kesan mendalam—sebuah perayaan akan kekuatan diri untuk menghadapi tantangan dan menemukan tujuan hidup. 

Dengan visual yang memukau, cerita yang menggugah, dan musik yang memikat, film ini menjadi salah satu karya animasi terbaik Disney dalam beberapa tahun terakhir.  

Bagi para penggemar The Lion King, Mufasa adalah hadiah istimewa yang melengkapi cerita aslinya sekaligus membuka dimensi baru di dunia Pride Lands. 

Baca Juga: Film di Balik 98: Refleksi Ketegangan Politik Masa Lalu dalam Cermin Krisis Demokrasi Hari Ini

Seperti matahari yang terbit di cakrawala Afrika, kisah ini mengingatkan kita bahwa setiap perjalanan, betapa pun sulitnya, akan selalu menuju terang yang baru.***

Halaman:
1
2
3
Sumber: Antara

Berita Terkait