Film di Balik 98: Refleksi Ketegangan Politik Masa Lalu dalam Cermin Krisis Demokrasi Hari Ini
- Penulis : Ulil
- Rabu, 28 Agustus 2024 19:07 WIB
POLITIKABC.COM - Film “Di Balik 98” yang dirilis pada tahun 2015 kembali menjadi pusat perhatian dalam dinamika politik di Indonesia saat ini.
Mengisahkan peristiwa kelam reformasi tahun 1998, film Di Balik 98 tidak hanya menggambarkan gejolak mahasiswa, tentara, dan masyarakat biasa, namun juga menyoroti kekuatan politik yang berjuang di belakang layar untuk menentukan jalan bangsa.
Berlatar masa peralihan kekuasaan dari Orde Baru ke era reformasi, film Di Balik 98 menggambarkan betapa rapuhnya stabilitas politik ketika kekuasaan dipegang oleh segelintir elit.
Baca Juga: ORASI DENNY JA: Kisah Cinta Tanah Air di Dalam Film Eksil
Isu-isu seperti represi terhadap kebebasan berekspresi, intervensi militer dalam politik dan ketidakstabilan hukum yang diangkat dalam film nampaknya relevan dalam situasi saat ini, dimana krisis demokrasi dan polarisasi politik kembali muncul pengobatannya.
Ketika suhu politik memanas menjelang pemilu, “Di Balik 98” mengajak kita untuk merenungkan betapa sejarah sering terulang.
Kegagalan masa lalu dalam membangun demokrasi yang sehat, seperti yang ditampilkan dalam film ini, menjadi pengingat akan pentingnya menjaga integritas dan transparansi pemerintah.
Baca Juga: Inspirasi dari Film One Life: Kisah Besar Kemanusiaan yang Tersembunyi Selama 50 Tahun
Film ini juga mengajak kita untuk memperhatikan upaya-upaya yang dapat merusak tatanan demokrasi, seperti manipulasi media dan penggunaan aparatur negara untuk kepentingan politik tertentu.
Dalam konteks politik saat ini, “Di Balik 98” tidak hanya menjadi tontonan sejarah namun juga menjadi peringatan bagi para pemimpin dan masyarakat akan bahaya otoritarianisme yang dapat kembali mengancam jika reformasi tidak dipertahankan dengan baik.
Film ini mengingatkan kita bahwa perjuangan demokrasi sejati belum berakhir dan setiap generasi mempunyai tanggung jawab untuk melanjutkan dan memperjuangkannya.***
Penulis : Rifqi Afiyatul Maula Rohman