Catatan Denny JA: Membawa Spirit para Sufi ke Era Artificial Intelligence
- Penulis : Ulil
- Kamis, 19 Desember 2024 08:58 WIB
Kemajuan ekonomi dan melimpahnya hiburan digital juga menciptakan tekanan baru.
Data menunjukkan bahwa kini mereka yang mati karena bunuh diri lebih banyak dibandingkan mereka yang mati karena terorisme ditambah perang ditambah bencana alam. (1)
Para sufi menjalani kehidupan sederhana yang berfokus pada kebahagiaan batin, sementara kita hidup dalam dunia yang memuja produktivitas dan konsumsi.
Di era ini, pesan para sufi tentang cinta, kesederhanaan, dan refleksi menjadi semakin penting.
-000-
Buku kecil ini sebuah undangan untuk menyelam kedalaman diri. Ia terdiri dari 13 bab.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Ketika 221 Penulis Bersaksi soal Pemilu dan Demokrasi di Indonesia, Tahun 2024
Dalam Bab 1, dieksplor isu Teknologi dan Tantangan Spiritualitas di Era AI. Teknologi telah membuka jalan baru menuju kemajuan, tetapi juga menimbulkan tantangan spiritual yang mendalam.
Di bab pertama, buku ini mengeksplorasi bagaimana AI telah mengubah cara manusia memahami eksistensi dan makna.
Media sosial, algoritma personalisasi, dan realitas virtual sering kali menciptakan ilusi makna yang dangkal, menjauhkan manusia dari hubungan yang sejati dengan sesama dan alam sekitar.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Retreat para Penulis untuk Kemerdekaan
Namun, bab ini juga menyoroti potensi positif teknologi. AI dapat menjadi alat untuk mendalami spiritualitas, seperti melalui aplikasi meditasi, ruang virtual lintas iman, atau algoritma yang mendukung refleksi diri.