DECEMBER 9, 2022
Nusantara

Dampak Banjir di Banten, 9 Orang Dilaporkan Meninggal, BPBD: Butuh Normalisasi Sungai

image
Anggota BPBD Kabupaten Pandeglang dan Babinsa memantau kondisi banjir di Desa Idaman, Pandeglang, Banten. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/YU

POLITIKABC.COM - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten mencatat bencana hidrometeorologi basah di Banten menelan sembilan korban meninggal.

Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Banten Nana Suryana di Serang, Kamis menyatakan korban jiwa akibat peristiwa tersebut terdapat di tiga wilayah kabupaten yakni Serang, Pandeglang, dan Lebak.

Nana mengatakan korban jiwa tersebut akibat terseret arus banjir akibat curah hujan tinggi, tertimpa reruntuhan rumah, dan tertimpa pohon akibat puting beliung.

Baca Juga: Banjir Bandang di Kabupaten Tapanuli Selatan, Tiga Desa Terdampak, Korban Meninggal Sementara Dua Orang

Ia menyebutkan pada kasus terakhir di Kabupaten Serang, meski hujan pada Senin 9 Desember hanya sebentar, namun membuat tiga orang terseret arus Sungai Irigasi Baros.

“Informasi yang saya dapatkan sampai kemarin itu sekitar sembilan orang,” ujar Nana.

Selain itu Nana mengatakan di Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pandeglang, masih membutuhkan bantuan peralatan evakuasi akibat volume air yang meningkat. Sementara di Kecamatan Patia, Kabupaten Pandeglang, banjir dinyatakan surut.

Baca Juga: Jalan Provinsi di Kabupaten Pesisir Selatan Sumatra Barat Putus akibat Banjir

Nana mengatakan perlu ada normalisasi sungai untuk mencegah luapan air ke pemukiman warga, mengingat intensitas curah hujan tinggi beberapa waktu lalu menyebabkan 30 persen air lebih tinggi dari biasanya, sehingga menyebabkan luapan aliran sungai.

Nana menjelaskan banjir dari Kabupaten Lebak dari luapan hilir sungai Ciberang, Ciliman, dan Cilemer, hingga sampai ke Kecamatan Patia dan Pagelaran, Kabupaten Pandeglang.

Kemudian banjir di Kecamatan Labuan dari luapan Sungai Cipunten Agung dimana aliran air turun dari Gunung Akarsari, Gunung Pulosari, Gunung Karang. 

Baca Juga: Bencana Banjir dan Tanah Longsor di Sukabumi, BNPB Sebut 10 Orang Meninggal dan Dua dalam Pencarian

Sementara di Kecamatan Mandalawangi, Pulosari, Cisata, termasuk Cisata kemarin juga terdampak aliran air gunung akibat hujan lebat.

Nana mengatakan potensi bencana hidrometeorologi basah di Banten masih ada hingga akhir tahun 2024. Oleh karena itu dengan unsur Pentaheliks pihaknya akan melakukan teknologi modifikasi cuaca untuk menurunkan hujan ke laut sebelum mencapai ke darat.

"Jadi jangan khawatir, misalnya supaya Jakarta tidak hujan, tidak kebanjiran, di Banten diturunkan hujan. Tapi di laut," kata Nana.***

Sumber: Antara

Berita Terkait