DECEMBER 9, 2022
Nusantara

130 Rumah Terendam Banjir, Warga Karawang Pilih Mengungsi Secara Mandiri

image
Banjir di Desa Karangligar Karawang. (ANTARA/Ali Khumaini)

POLITIKABC.COM - Seratusan keluarga di wilayah Kecamatan Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang, Jawa Barat mengungsi akibat bencana banjir yang melanda daerah tersebut.

Sekretaris Desa Karangligar, Yosi Apriani mengatakan bahwa banjir yang terjadi di daerah tersebut sudah yang ketiga kalinya pada November 2024. 

Sebelumnya banjir pertama di Dusun Pangasinan terjadi pada 4 November dan banjir yang kedua terjadi pada 12 November 2024.

Baca Juga: Diduga Lecehkan 20 Santri Perempuan, Pimpinan Ponpes di Karawang Kiky Andriawan Mengaku Khilaf dan Membantah

"Banjir di Dusun Pangasinan, Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat sudah melanda banjir sejak Rabu," katanya di Karawang, Kamis 21 November 2024. 

Banjir ketiga yang terjadi sejak Rabu 20 November 2024 mengakibatkan 130 rumah terendam. Jumlah warga yang terdampak banjir itu terdata sebanyak 570 jiwa, dan 185 keluarga.

"Warga yang terdampak banjir itu mengungsi ke tempat yang lebih aman," katanya.

Baca Juga: Petahana Bupati Karawang Aep Syaepuloh Pasrahkan ke Partai Koalisi tentang Siapa Pendampingnya di Pilkada 2024

Sementara itu, Penjabat Sementara Bupati Karawang Teppy Wawan Dharmawan menyebutkan bahwa diperlukan tindakan jangka panjang untuk penanganan bencana banjir di sekitar Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat.

"Penanganan jangka panjang diperlukan, karena daerah di sekitar Desa Karangligar merupakan langganan banjir," katanya.

Ia menyampaikan, bencana banjir yang melanda Desa Karangligar terjadi akibat meluapnya Sungai Cibeet.

Baca Juga: Petahana Aep Syaepuloh Pilih Pengusaha Properti, Maslani Sebagai Calon Wakil Bupati di Pilkada Karawang

Menurut dia, dibutuhkan tindakan jangka panjang untuk penanganan banjir di Desa Karangligar. Salah satu upaya yang telah diusulkan oleh pemerintah desa adalah tindakan pengendalian air, dan rencana relokasi.

Kedua penanganan banjir, baik itu relokasi maupun tindakan pengendalian air, membutuhkan proses yang cukup lama.***

Sumber: Antara

Berita Terkait