DECEMBER 9, 2022
Gaya Hidup

Waspada Berbagai Penyakit Flu hingga Diare di Masa Pancaroba Kemarau ke Penghujan, Begini Tips Mitigasinya

image
Ilustrasi beragam penyakit yang rawan muncul ketika pancaroba dari kemarau ke penghujan. ANTARA/HO-Web Kemenkes RI

POLITIKABC.COM - Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek mengimbau masyarakat untuk meningkatkan pola hidup bersih saat memasuki awal penghujan atau selama pancaroba (peralihan musim dari kemarau ke penghujan).

Imbauan ini sebagai upaya mitigasi guna meminimalkan dampak kasus kesakitan akibat munculnya sejumlah wabah penyakit penular di masa pancaroba. 

Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Kabupaten Trenggalek, Sunarto mengatakan, poin penting pertama yakni harus membersihkan lingkungan. 

Baca Juga: Ancaman Penyakit Cacar Monyet, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa Serukan Penyebaran Vaksin

Kemudian Jaga pola hidup sehat dan higienis. Sebab, biasanya beberapa penyakit akan muncul di saat musim peralihan dari kemarau ke penghujan. 

"Penyakit-penyakit tersebut antara lain flu, ISPA, diare, infeksi kulit, serta demam berdarah dengue (DBD)," katanya di Trenggalek, Kamis 31 Oktober 2024. 

Menurut dia, jenis-jenis penyakit ini perlu diwaspadai saat peralihan musim.

Baca Juga: Ahli Retina Sebut Penyakit Diabetes yang Tidak Tertangani Bisa Mengganggu Penglihatan Mata

Dari beberapa penyakit tersebut, kasus demam berdarah mendominasi di Kabupaten Trenggalek. Peningkatan kasus terjadi dalam beberapa waktu terakhir.

"Demam berdarah pada Agustus tercatat sebanyak 30 kasus, dan kini meningkat menjadi 49 kasus pada Oktober," lanjutnya.

Menurut Sunarto, lonjakan jumlah kasus DBD yang disebabkan nyamuk Aedes aegypti dipengaruhi beberapa faktor, di antaranya kondisi hujan yang tidak menentu sehingga mempercepat perkembangbiakan nyamuk.

Baca Juga: Pemerintah Kabupaten Kubu Raya Catat Ada 500 Lebih Penyakit Gondongan Sejak Agustus, Ini Penyebabnya

"Di musim hujan yang tidak menentu seperti sekarang ini DBD perlu diwaspadai. Air dari hujan yang tertampung di tempat-tempat tidak semestinya seperti plastik bekas atau pelepah pohon menjadi lokasi potensial perkembangbiakan nyamuk," jelasnya.

Untuk mengantisipasi, pihaknya mengajak masyarakat menggalakkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk secara mandiri di lingkungan masing-masing.

Langkah ini bisa dilakukan dengan menguras bak mandi minimal seminggu sekali, menutup penampungan air, dan mengubur benda-benda yang berpotensi menjadi tempat nyamuk bertelur. Penggunaan abate secara berkala juga dianjurkan.

Baca Juga: Pemerintah Afrika Catat 1100 Orang Tewas akibat Penyakit Cacar Monyet

"Jika memungkinkan, gunakan abate setiap tiga bulan sekali. Selain itu, warga juga bisa memakai kelambu atau losion antinyamuk di area-area tertentu," ujar Sunarto.

Pemerintah, lanjut Sunarto, juga akan melakukan fogging secara selektif untuk mencegah kekebalan nyamuk terhadap insektisida yang bisa terjadi jika fogging dilakukan sembarangan.

"Fogging tidak boleh asal, karena akan menyulitkan penanganan lanjutan apabila nyamuk menjadi kebal," katanya.

Baca Juga: Kementerian Kesehatan Terbitkan SE Kewaspadaan Penyakit Cacar Air di Tangerang Selatan

Sunarto berharap langkah kolaboratif ini dapat menekan kasus demam berdarah yang saat ini menjadi perhatian utama, selain penyakit-penyakit lain yang sering muncul pada peralihan musim. Dengan upaya bersama, diharapkan tidak ada lonjakan kasus DBD, terutama saat ini yang memasuki siklus lima tahunan.***

Sumber: Antara

Berita Terkait