DECEMBER 9, 2022
Teknologi

Kabar Baik untuk Penyandang Tuli, BRIN Mengembangkan Teknologi Penerjemah Bahasa Isyarat

image
Proses pengembangan teknologi penerjemah Bahasa Isyarat Indonesia (Bisindo) oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional. Teknologi ini memudahkan para penyandang disabilitas rungu (tuli) untuk berkomunikasi kepada masyarakat yang tidak bisa berbicara bahasa isyarat. (ANTARA/HO-BRIN)

POLITIKABC.COM - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah mengembangkan teknologi penerjemah Bahasa Isyarat Indonesia (Bisindo) yang menggunakan analisis data video untuk meningkatkan komunikasi bagi penyandang disabilitas pendengaran.

Edy Maryadi, Perekayasa Ahli Muda di Pusat Riset Kecerdasan Artifisial dan Keamanan Siber BRIN, menjelaskan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengatasi hambatan komunikasi yang sering dihadapi oleh orang tuli saat berinteraksi dengan masyarakat yang tidak mengenal bahasa isyarat.

Edy menjelaskan bahwa sistem ini dirancang untuk menerjemahkan gerakan bahasa isyarat menjadi teks atau audio, sehingga dapat mempermudah komunikasi antara orang tuli dan pendengar.

Baca Juga: BRIN Akan Lakukan Penelitian Tentang Sistem Pemilu Coblos Partai

"Teknologi ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada penerjemah bahasa isyarat yang jumlahnya masih terbatas," katanya, Selasa 22 Oktober 2024. 

Ia menjelaskan penelitian ini memanfaatkan teknologi komputer visi dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) untuk memproses dan menginterpretasikan gerakan bahasa isyarat. Sistem ini dikembangkan dengan menggunakan model AI seperti Convolutional Neural Network.

Model ini, lanjut Edy, dilatih dengan data video gerakan bahasa isyarat untuk memastikan bahwa sistem dapat mengenali dan menerjemahkan berbagai bentuk isyarat dengan tingkat kesalahan yang minimal.

Baca Juga: BRIN menyebut Ganjar Pranowo calon presiden yang ideal untuk pemilihan milenial

"Pengembangan sistem ini bertujuan untuk menjembatani kesenjangan komunikasi antara teman tuli dan teman dengar. Dengan menggunakan analisis data video, kami berharap sistem ini dapat menjadi alat yang efektif dan mudah digunakan oleh masyarakat luas," ujarnya.

Edy menjelaskan proses pengembangan mencakup akuisisi data video, pra-proses data model AI, dan pengujian sistem untuk memastikan keakuratan penerjemahan dalam berbagai konteks komunikasi.

Pada penelitian yang telah dimulai sejak 2023 ini, lanjutnya, memiliki target untuk menghasilkan sistem penerjemah yang dapat mengenali huruf dan angka pada tahun yang sama.

Baca Juga: Kasus Peserta UTBK Penyandang Disabilitas yang Dicopot Alat Bantu Dengarnya Jadi Perhatian Kemenkumham

"Pada tahun 2024 kami menargetkan pengembangan lebih lanjut untuk mengenali ejaan dari beberapa gerakan huruf yang berurutan dan pada tahun 2025 sistem ini diharapkan mampu mengenali gerakan isyarat kata atau frasa secara lengkap," ungkap Edy.

Menurut Edy, penelitian ini juga melibatkan kolaborasi dengan komunitas teman tuli di Indonesia untuk memastikan sistem yang dikembangkan dapat memenuhi kebutuhan pengguna secara optimal.

"Kami sangat menghargai partisipasi aktif dari komunitas teman tuli, yang memberikan masukan berharga untuk pengembangan sistem ini," tutur Edy Maryadi.***

Sumber: Antara

Berita Terkait