Presiden Nikaragua, Daniel Ortega Membandingkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan Adolf Hitler
- Penulis : Ulil
- Rabu, 16 Oktober 2024 09:40 WIB
POLITIKABC.COM - Presiden Nikaragua, Daniel Ortega, membandingkan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dengan Adolf Hitler, dan menyebutnya sebagai "anak iblis.".
Hal ini diungkapkan Daniel Ortega tiga hari setelah mengumumkan pemutusan hubungan diplomatik dengan Israel.
"Di kepala pemerintahan Israel ada seorang perdana menteri yang merupakan anak iblis," ujar Ortega dalam acara peringatan 45 tahun Kepolisian Nikaragua.
Baca Juga: Israel Terus Menyerang, 250 Ribu Orang Meninggalkan Lebanon Menuju Suriah
Ortega membandingkan Netanyahu dengan Hitler karena perdana menteri Israel tersebut "menerapkan kebijakan teror" di Timur Tengah.
“Dan itu adalah Hitler, ya, perdana menteri Israel adalah Hitler, yang ditempatkan di sana, menyerukan untuk menghancurkan bangsa-bangsa,” tambahnya.
Pada Jumat 11 Oktober 2024, pemerintah Nikaragua memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel "setahun setelah genosida brutal yang terus dilakukan oleh pemerintahan perang fasis dan kriminal Israel terhadap rakyat Palestina."
Baca Juga: Serangan Udara di Beirut selatan, Israel Mengklaim Telah Membunuh Komandan Senior Hizbullah Lebanon
“Pemerintah Republik Nikaragua memutuskan semua hubungan diplomatik dengan pemerintahan fasis Israel,” demikian pernyataan tersebut.
Keputusan tersebut, yang diumumkan oleh Wakil Presiden Rosario Murillo, istri Presiden Ortega, didasarkan pada resolusi Parlemen Nikaragua.
Pemerintah Nikaragua juga memerintahkan penarikan duta besarnya dari Israel pada Senin 14 Oktober 2024. Nikaragua dan Israel sebelumnya memulihkan hubungan diplomatik pada 2017 setelah Ortega memutuskan hubungan pada 2010.
Baca Juga: Israel Menargetkan Membunuh Jurnalis yang Meliput Peristiwa Kekejaman di Palestina
Presiden Nikaragua juga menuduh Amerika Serikat dan negara-negara Uni Eropa mendukung serta mempersenjatai Israel.
“Mereka membawa dunia menuju perang total atau mereka tidak punya pilihan selain menunggu kekalahan,” ujar Ortega, yang telah berkuasa sejak 2007.***