DECEMBER 9, 2022
Puisi

Puisi Denny JA: Ibu, Kukirim Nyawaku Padamu, Sampaikah?

image
Denny JA: Ibu, Kukirim Nyawaku Padamu, Sampaikah? (Politikabc.com/kiriman)

Bujana,
asal Bali,  
tumbuh di bawah bendera revolusi.

Ia  pohon muda yang menari dalam angin cita-cita.  
Tahun 1960-an,  
Indonesia mengirimnya untuk belajar,  
ke Yugoslavia,  
menjadi mata dan tangan revolusi.

Ia pecinta Bung Karno,  
tergetar oleh gema perjuangan.
Bintang berdansa di jiwanya,  
ketika menerima kabar,  
beasiswa dari sang Pemimpin,  
untuk belajar dan menguatkan revolusi.

Baca Juga: Jeritan dan Harapan Anak-anak Pekerja Migran Ilegal Asal Indonesia, Espresi Melalui Puisi Esai

Namun revolusi tumbang,  
bersama Bung Karno,  
bersama impian.  
Tumbang pula harapan.  
Jika pulang, penjara menanti.  
Jika tak pulang, paspor pun terhapus.

Ia terombang-ambing,  
menjadi daun gugur,  
tak lagi memiliki tempat untuk jatuh.
Ia bukan lagi milik bumi mana pun.  

Ia adalah pohon diterbangkan badai,  
tercabut dari akar,  
mengembara di langit kosong,  
menunggu jatuh di tanah yang tak pernah datang.

Baca Juga: ORASI DENNY JA: Tanah Airku dalam Lagu, Puisi, dan Lukisan

-000-

“Ah, rindu kampung halaman,  
mengoyak tiap sudut jiwaku."

Bujana ingin mencicipi rasa masa lalu,  
Jaje kelepon kini hanya ilusi,  
jagung urap hadir dalam mimpi.  

Baca Juga: Puisi Denny JA: Di Kereta Itu, Tak Ditemukannya Sepasang Mata Bola

Bau masakan ibu,  
Ayam Betutu yang semerbak,  
Nasi Jinggo menyelimuti malam.  

Halaman:
1
2
3
4

Berita Terkait