Monday, Apr 7, 2025
Kolom

Ahmadie Thaha Menanggapi Tulisan Denny JA: Memperluas Tafsir Kurban Hewan, Tak Sebatas Bahimatul An'am

image
Ahmadie Thaha merespons tulisan Denny JA tentang hewan kurban di era animal right. (Politkabc.com/kiriman). 

Menjawab pertanyaan Denny JA, “Akan menguatkah tafsir yang tak lagi harus hewan dijadikan kurban ritus agama,” saya yakin bahwa hal ini mungkin terjadi. 

Namun, untuk itu, kita perlu mempertebal kesadaran tentang hak-hak hewan hingga vegetarianisme, yang ternyata belum banyak dibahas oleh para ulama. Selain itu, saya akan memperkaya pemikiran Denny JA pada aspek lain yang belum disentuhnya.

Richard C. Foltz, hampir dua puluh tahun lalu, merasakan kegelisahan yang sama seperti Denny JA. Guru besar dari Harvard ini, yang mengakui bahwa dirinya bukan ahli Islam, terdorong untuk menulis buku “Animals in Islamic Tradition and Muslim Cultures.” 

Baca Juga: Peluncuran 10 Video Mengulas Agama di Era Artificial Intelligence, Pemikiran Denny JA

Ia berharap, akan lebih baik jika buku ini ditulis oleh seorang ulama, atau mungkin oleh seorang guru besar hukum dari universitas di Arab Saudi, sehingga kredibilitasnya lebih meyakinkan.

Atau, tambahnya, jika argumen-argumen dalam bukunya diajukan oleh pemikir radikal besar dunia Muslim seperti Khaled Abou El-Fadl, Farid Esack, atau Abdol-Karim Soroush, mungkin hal itu bisa memicu perdebatan di dalam komunitas Muslim, setidaknya di kalangan intelektual. 

Foltz tampaknya sedang berusaha mendorong diskusi mengenai persoalan lintas spesies melalui wacana yang dikemukakannya ihwal hewan kurban.

Baca Juga: Respons atas Esai Denny JA soal Kurban Hewan di Era Animal Rights, Sebuah Tafsir yang Humanis

Memang tidak banyak ulama yang menulis soal hewan. “Kitab al-Hayawan” karya al-Jahidz (w. 868 M) adalah salah satu karya langka yang mengkaji dunia hewan, yang merupakan terjemahan dari buku “Historia Animalium” karya Aristoteles. 

Buku Foltz mengisi kekosongan dengan merangkum sebagian besar informasi tentang hewan dalam Islam yang tersedia dari Al-Qur’an, hadis, fiqh, filsafat, sains, sastra, seni, sarjana kontemporer, situs web, dan bahkan vegetarianisme Islam. Ia juga memuat satu bab khusus tentang anjing.

Foltz umumnya berpikiran terbuka dan bersikap penuh hormat, menunjukkan beberapa aspek di mana Islam melampaui tradisi lain dalam merawat hewan, seperti ajaran bahwa hewan memiliki jiwa, atau menurut istilah Denny, memiliki kesadaran. 

Baca Juga: Respons Husein Muhammad atas Esai Denny JA Soal Kurban Hewan di Era Animal Rights: Simbol Solidaritas Sosial

Namun, dia tak ragu untuk mengkritik beberapa sarjana yang berpandangan sempit, serta penyimpangan dalam praktik dari ajaran Al-Qur’an dan Nabi Muhammad Saw yang tercerahkan.

Halaman:
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Berita Terkait