Polisi Kenya Bubarkan Pengunjuk Rasa yang Menuntut Presiden William Ruto Mengundurkan Diri, 170 Orang Lebih Ditangkap
- Penulis : Ulil
- Jumat, 09 Agustus 2024 11:13 WIB

Gilbert Masengeli, penjabat Inspektur Jenderal Polisi Kenya, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Kamis (8/8) bahwa "seluruh wilayah negara tetap damai dan keadaan normal kecuali di Nairobi, di mana seorang petugas terluka."
"Kami juga menangkap 174 tersangka, termasuk 126 di Nairobi, 22 di Kitengela, dan 26 di daerah Rift Valley, Emali dan Makueni," tambahnya.
Protes di Nairobi terjadi saat Presiden Kenya William Ruto melantik Kabinet keduanya, menunjuk 19 sekretaris atau menteri baru dalam sebuah upacara di Gedung Negara.
Baca Juga: 73 Orang Tewas akibat Unjuk Rasa Berujung Bentrok dengan Polisi di Banglades
Kabinet terbaru tersebut mencakup pengangkatan penting seperti Kithure Kindiki sebagai menteri dalam negeri, Soipan Tuya sebagai menteri pertahanan dan John Mbadi sebagai menteri keuangan.
Pada 25 Juni, sekelompok besar warga Kenya menyerbu parlemen di Nairobi, memprotes kebijakan pemerintah dan kesulitan ekonomi. Kerusuhan tersebut mengakibatkan kekacauan dan gangguan yang signifikan.
Menanggapi protes publik dan krisis yang meningkat, Presiden Ruto mengambil tindakan tegas, memberhentikan hampir seluruh kabinetnya kecuali Menteri Luar Negeri Musalia Mudavadi dan berjanji untuk menangani keluhan dan memulihkan ketertiban.
Baca Juga: Koordinator Unjuk Rasa di Bangladesh Tidak Terima Pemerintahan Dikuasai Militer
Meski ada kompromi, warga Kenya terus menuntut pengunduran dirinya.
Pemerintahan Ruto berada di bahwa pengawasan ketat setelah demonstrasi kekerasan selama berminggu-minggu yang menewaskan sedikitnya 50 orang dan menyebabkan kerusakan properti yang meluas.
Pemerintah Kenya juga telah memberi peringatan kepada Ford Foundation yang berpusat di AS, menuduhnya mendanai protes anti pemerintah yang mematikan baru-baru ini.***