DECEMBER 9, 2022
Humaniora

Upaya Bersama Menyelamatkan Harimau Sumatra dari Ancaman Kepunahan

image
Tim Smart Patrol Lingkar Inisiatif menunjukkan jerat Harimau yang ditemukan di kawasan Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS), Musi Rawas Utara (Muratara), Sumatra Selatan. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/rwa.

Oleh: Nur Muhamad

POLITIKABC.COM - Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae) merupakan salah satu fauna khas Indonesia yang memiliki habitat dalam Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), yang terbentang dalam empat provinsi di Pulau Sumatera meliputi Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu dan Sumatera Barat.
 
Harimau Sumatra ini menjadi bagian dari 4.000 spesies flora dan fauna endemik TNKS yang memiliki luasan mencapai 1,3 juta hektare tersebut.

Di dalam kawasan TNKS selain dihuni harimau Sumatra, juga ada badak Sumatera, gajah Sumatera, macan dahan, tapir melayu, beruang madu, dan sekitar 370 spesies burung.

Baca Juga: Petambak Udang Cemari Taman Nasional Karimunjawa, KLHK Dalami 4 Tersangka TPPU

Sedangkan tumbuh-tumbuhan yang ada antara lain jenis bunga terbesar di dunia Rafflesia Arnoldii, kemudian bunga tertinggi di dunia Amorphophallus titanum,  berbagai jenis anggrek dan lainnya.

Maraknya aksi perburuan dan perambahan serta kasus penebangan kayu dalam kawasan TNKS sejak beberapa puluh tahun belakangan membuat flora dan fauna khas TNKS terancam punah.

Pembukaan lahan dan penebangan pohon, maupun perburuan satwa secara besar-besaran ini telah menimbulkan bencana bagi kehidupan dalam kawasan TNKS dan sekitarnya, salah satunya ialah kelangsungan satwa khas TNKS yakni harimau Sumatera.

Baca Juga: Bikin Heboh, Sosok Mirip Harimau Sumatra di Kabupaten Pesawaran Ternyata Jenis Kucing Emas

Perburuan kucing besar yang memiliki belang tiga ini diduga dilakukan secara terorganisir baik oleh pemburu yang bergerak secara perseorangan maupun kelompok, dengan menggunakan peralatan berupa jerat, senjata api maupun racun.

Aksi perburuan satwa liar di dalam kawasan TNKS itu telah berlangsung sejak puluhan tahun belakangan, dengan melibatkan warga sekitar kawasan TNKS menjadi pelaku utamanya yang bertindak sebagai pemburu maupun pemberi informasi keberadaan harimau kepada pemburu pendatang dari daerah lainnya.


Terancam punah

Baca Juga: Taman Nasional Komodo Bakal Ditutup di Tahun 2025, Begini Respons Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno

Kepala Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat ( BB TNKS) Khaidir saat menghadiri acara peringatan Hari Harimau se-Dunia (Global Tiger Day) 2024 tingkat Provinsi Bengkulu bertempat di Hutan Madapi TNKS Desa Pal VIII, Kecamatan Bermani Ulu Raya, Kabupaten Rejang Lebong yang dilaksanakan Yayasan Lingkar Inisiatif Indonesia pada 23-29 Juli 2024, menyebutkan populasi harimau Sumatera saat ini tersisa 130-140 ekor.

"Populasi harimau Sumatera sudah masuk terancam punah. Saat ini jumlahnya diperkirakan tinggal 130 ekor hingga 140 ekor. Untuk wilayah Provinsi Bengkulu ini diperkirakan tinggal 35 hingga 40 ekor saja," kata dia.

Kelangsungan populasi top predator itu sudah sangat mengkhawatirkan dengan maraknya aksi perburuan liar di dalam kawasan TNKS. Aksi perburuan liar ini harus dihentikan guna mencegah kepunahan Harimau Sumatera.

"Harimau ini merupakan top predator yang menjadi spesies kunci, kalau harimau punah maka akan mengganggu rantai makanan di bawahnya,"  katanya menegaskan.

Untuk mencegah kepunahan satwa endemik TNKS itu, pihaknya telah melibatkan kelompok masyarakat yang berdiam di sekitar kawasan TNKS dalam bentuk kemitraan.

Sejauh ini pihaknya telah membentuk kelompok tani hutan dan memberikan mereka bantuan usaha ekonomi produktif, sehingga nantinya masyarakat di sekitar kawasan dapat berperan aktif menjaga kelestarian kawasan TNKS dan tidak merusaknya.

"Kementerian LHK melalui TNKS sudah mulai membangun kerja sama dengan masyarakat sekitar kawasan TNKS, bentuknya kemitraan usaha seperti pemberian bantuan usaha peternakan, traktor tangan, mesin potong rumput, bantuan bibit buah-buahan dan lainnya," kata Khaidir.


Penyadaran masyarakat

Penghentian perburuan liar di dalam kawasan TNKS tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah dan penegak hukum saja, tetapi juga oleh kelompok masyarakat, salah satunya dilakukan oleh Yayasan Lingkar Inisiatif Indonesia yang fokus terhadap konservasi harimau.

Ketua Yayasan Lingkar Inisiatif Indonesia Iswadi menuturkan, pada peringatan Hari Harimau Tahun 2024 mengambil tema "living in harmony" atau hidup harmoni antara alam dan manusia menjadi momentum untuk bergerak menyelamatkan harimau terakhir yang ada di Indonesia, agar tidak punah dan tidak tinggal cerita bagi anak cucu nanti.

Pada peringatan Hari Harimau se-Dunia Tahun 2024 di Hutan Madapi TNKS wilayah Kabupaten Rejang Lebong  di isi dengan berbagai kegiatan seperti sekolah konservasi, diskusi dengan tema living ini harmony, kegiatan sapu jagat yakni pembersihan jerat harimau dalam hutan, public speaking serta pagelaran seni terkait dengan kampanye perlindungan harimau.

Dengan adanya berbagai kegiatan yang dilakukan  bersama dengan BB TNKS ini diharapkan bisa menumbuhkan kesadaran masyarakat Provinsi Bengkulu dan tiga provinsi lainnya dalam kawasan TNKS untuk bersama-sama menjaga dan melindungi harimau Sumatera.

Pada kampanye perlindungan harimau Sumatera oleh Yayasan Lingkar Inisiatif Indonesia, selain melakukan patroli bersama dengan petugas UPT BB TNKS juga melakukan pendampingan kepada warga yang terindikasi menjadi pemburu harimau.

"Di Kabupaten Musi Rawas Utara, Sumsel, kita ketemu dengan Pak Mawi yang ternyata adalah topnya pemburu, yang paling disegani di Musi Rawas Utara dan sekitarnya. Prosesnya tidak singkat, butuh waktu dua tahun untuk memberikan pemahaman kepadanya," jelas Iswadi.

Pemburu ini telah membunuh 150 ekor harimau Sumatera sejak pertama kali berburu tahun 1972 sampai dengan tahun 2019. Dia terakhir kali terakhir kali menjual kulit harimau Sumatera tahun 2017.

Untuk menyadarkan pemburu ini Iswadi membutuhkan waktu selama dua tahun pendekatan. Setelah yang bersangkutan sadar dan tidak mau lagi melakukan perburuan harimau kemudian dilibatkan dalam kegiatan kampanye konservasi harimau.

Mawi atau dipanggil Datuk Mawi ini setelah sadar dilibatkan Yayasan Lingkar Inisiatif Indonesia dalam berbagai kegiatan patroli perlindungan harimau serta penyisiran jerat harimau dalam kawasan TNKS, juga mengedukasi pemburu-pemburu lainnya.

Saat ini Datuk Mawi sudah berhasil membuat tobat  pemburu harimau antara 20 hingga 25 orang yang beroperasi di dalam kawasan TNKS Wilayah III Bengkulu-Sumatera Selatan hingga perbatasan Jambi. Mereka ini kemudian bergabung dan mendirikan kelompok yang diberi nama "jago imau".


Duta Harimau

Sosok Mawi (75), pemburu asal Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan, yang hadir pada peringatan Hari Harimau se-Dunia Tahun 2024 di Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, didorong oleh Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah untuk dijadikan mitra konservasi atau menjadi Duta Harimau dalam mendukung kampanye penyelamatan satwa dilindungi itu.

"Datuk Mawi misalnya, bisa ini menjadi ambasador atau Duta Harimau. Kita harus banyak menciptakan orang seperti beliau," kata Rohidin.

Aksi perburuan harimau Sumatera yang dilakukan Datuk Mawi itu disudahinya dan memilih untuk bertobat berkat pendekatan dan pembinaan dari Yayasan Konservasi Satwa Lingkar Inisiatif Indonesia.

Setelah tidak lagi melakukan perburuan harimau dengan motif ekonomi ini, mantan pemburu itu juga berhasil mengajak pemburu-pemburu lainnya untuk berhenti berburu dan bertobat.

"Mengerikan sekali, perburuan yang dilakukan dengan motif ekonomi tertentu. Tapi dalam beberapa tahun terakhir dia melakukan pertobatan dengan adanya pemahaman pendampingan yang dilakukan Lingkar Inisiatif Indonesia," tambah dia.

Sementara itu, peran dari Pemerintah Provinsi Bengkulu dalam upaya pemberdayaan mantan pemburu yang ada di wilayah itu menurut dia, secara teknis menjadi kewenangan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan secara nasional.

Secara kebijakan pihaknya berjanji akan bersinergi dengan pemerintah pusat, dengan membangun pondasi melalui berbagai kebijakan penganggaran atas kompensasi hutan Bengkulu dalam penurunan emisi karbon yang nilainya mencapai belasan miliar.

Anggaran kompensasi hutan yang diterima Bengkulu akan digunakan untuk program lingkungan dalam bentuk konservasi. Secara riil dana yang didapatkan dari hutan yang dikonservasi akan dikembalikan pada kegiatan kehutanan, tidak boleh untuk kegiatan lain.

Peringatan Hari Harimau Sumatera se-Dunia Tahun 2024  yang bertepatan pada 29 Juli dengan mengambil tema living in harmony atau hidup dalam harmoni antara alam dan manusia, diharapkan akan menjadi langkah yang terus berlanjyt dalam menyelamatkan harimau Sumatera di Indonesia dari kepunahan.***

Sumber: Antara

Berita Terkait