DECEMBER 9, 2022
News

346 Orang di Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan Menderita Tuberkulosis, Dinkes: Waspada Mudah Menular

image
Waspada sebaran penyakit tuberkulosis. (www.google.co.id) (www.google.co.id/)

POLITIKABC.COM - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan mencatat hingga Juli 2024, terdapat sebanyak 346 orang menderita penyakit tuberkulosis atau TB di wilayah setempat.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Tanah Laut Antonius Jaka mengatakan dari 346 orang penderita tuberkulosis tersebut sudah diobati.

Pihaknya meminta agar masyarakat mewaspadai sebaran penyakit tuberkulosis, karena sangat mudah menular. 

Baca Juga: Aplikasi Cekal Online Diterapkan di Kalimantan Selatan, Ini Fungsi dan Cara Kerjanya

"Untuk wilayah penderita menyebar di seluruh kecamatan di Tanah Laut," ujar Antonius Jaka di Pelaihari, Selasa 16 Juli 2024. 

Menurut dia, Dinkes Tanah Laut belum bisa memetakan kecamatan yang dominan terhadap pengidap penyakit tersebut. "Bahayanya penyakit TB bisa menyerang paru-paru, kalau tidak diobati bisa menimbulkan kematian," ungkapnya.

Penyakit TB, kata dia, lebih mudah menular, karena penularannya lewat pernafasan dan percikan air ludah.

Baca Juga: Kenali Beragam Kekerasan Terhadap Anak, Warga Kalimantan Selatan Diimbau Proaktif Melapor

Ia mengaku masih belum bisa membandingkan dengan jumlah penderita tahun 2023, karena masih pertengahan tahun 2024.

"Tahun 2023 ditemukan sekitar 434 orang. Tidak mengenal kaya atau miskin, daerah perkotaan dan pedesaan," katanya.

Penyakit TB, papar dia, disebabkan oleh bakteri (mikrobaterium tuberkulosis).

Baca Juga: Kualitas Udara di Jakarta Hari Ini Jadi yang Paling Buruk di Indonesia, Berpotensi Picu Beragam Penyakit Berat

Lebih lanjut, dia mengatakan untuk pengobatan ada di semua puskesmas di Tanah Laut dan rumah sakit.

Dia mengimbau untuk warga yang mengalami batuk pada malam hari selama dua minggu atau lebih diharapkan untuk periksa ke puskesmas terdekat untuk periksa dahaknya. Bagi yang sudah minum obat supaya sampai tuntas atau sampai habis.

"Diharapkan tidak ada diskriminasi atau stigma negatif terhadap berita-berita TB," kata Antonius Jaka.***

Sumber: Antara

Berita Terkait