DECEMBER 9, 2022
News

Sepanjang Tahun 2024, Tercatat 55 Kasus Kebakaran Terjadi di Kabupaten Cianjur

image
Petugas gabungan dari Damkar dan PMI Cianjur Jawa Barat saat berupaya memadamkan api yang membakar toko bahan bangunan/ ANTARA/Ahmad Fikri.

POLITIKABC.COM - Kantor Dinas Satpol PP dan Damkar Kabupaten Cianjur Jawa Barat mencatat telah menuntaskan penanganan 55 peristiwa kebakaran sepanjang tahun 2024, atau selama enam bulan terakhir.

Petugas menyebut, kasus kebakaran di Cianjur sebagian besar akibat arus pendek listrik. Dari 55 kasus tersebut, terdapat tiga orang meninggal dan total kerugian mencapai miliaran rupiah.

Kepala Bidang Damkar dan Penyelamatan Dinas Satpol PP dan Damkar Cianjur Hendra Wira Wiharja di Cianjur Senin mengatakan, sebagian besar peristiwa kebakaran terjadi di permukiman warga mulai dari kota hingga wilayah selatan Cianjur.

Baca Juga: Duet Herman Suherman dan M Solih Kantongi Dukungan dari PAN untuk Maju di Pilkada Cianjur 2024

"Banyaknya kasus kebakaran diawali dari kabel telanjang yang diduga digerogoti tikus di bagian langit-langit rumah terkena air dan bahan-bahan mudah terbakar, sehingga menimbulkan percikan api dari arus pendek listrik," katanya, Senin 8 Juli 2024. 

Dia menjelaskan, Kecamatan Cianjur menjadi daerah yang paling sering terjadi kebakaran dengan jumlah kasus mencapai 10 kali, didiikuti Kecamatan Sindangabarang dengan jumlah kebakaran sebanyak enam kali karena kepadatan penduduk serta permukimannya lebih banyak dibanding kecamatan lain.

Sedangkan dari puluhan peristiwa kebakaran hanya 20 persen terjadi di tempat usaha seperti toko dan pasar, di mana kebakaran terbesar terjadi di toko material di Jalan Raya Cianjur-Sukabumi dengan tiga korban jiwa meninggal terperangkap di dalam toko.

Baca Juga: Ribuan Hektar Hutan dan Perkebunan di 11 Kecamatan Purwakarta Ini, Rawan Kebakaran

"Sedangkan pasar yang terbakar terjadi di Pasar Sukanagara akibat arus pendek listrik yang menyebabkan 17 kios rata dengan tanah, dilanjutkan dengan kebakaran di Hotel Lembah Hijau di kawasan Puncak akibat arus pendek listrik juga," katanya.

Sedangkan selama enam bulan terakhir kebakaran hutan dan lahan (karhutla) hanya terjadi dua kali, dan hanya membakar alang-alang di dua kecamatan seperti Karangtengah dan Cilaku dengan total luas lebih dari satu hektare.

Pihaknya juga mencatat total kerugian akibat 55 peristiwa kebakaran yang terjadi di sejumlah wilayah itu, sekitar Rp7 miliar, di mana angka terbesar terjadi di kebakaran toko material dan hotel di kawasan Puncak.

Baca Juga: Bawaslu RI Catat Wilayah Cianjur Masuk Kategori Rawan Tinggi untuk Pilkada 2024

"Kalau total kerugian diperkirakan mencapai Rp7 miliar, termasuk kebakaran di perkampungan warga," katanya.

Guna menghindari kebakaran terutama saat musim kemarau, tambahnya, pihaknya mengimbau warga agar tidak membakar sampah di sekitar semak lalu ditinggalkan, serta agar tidak membuang puntung rokok sembarangan.

"Untuk menghindari kebakaran akibat arus pendek listrik, kami minta warga tidak memasang banyak kabel sambungan dalam satu saklar, gunakan listrik sesuai dengan porsinya, matikan alat rumah tangga dengan listrik saat keluar rumah," katanya.***

Sumber: Antara

Berita Terkait