DECEMBER 9, 2022
News

Gedung BPBD Bali Terbakar Disebut akibat Korsleting Listrik, TIm Labfor Terus Dalami Penyebabnya

image
Petugas membersihkan puing sisa kebakaran yang melalap lantai dua gedung BPBD Bali di Denpasar/ ANTARA/HO-BPBD Bali)

POLITIKABC.COM - Kepolisian Daerah Bali menyebutkan kebakaran sebagian gedung Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali pada Rabu 26 Juni 2024, disebut terjadi akibat korsleting listrik.

Dugaan awal penyebab terbakarnya gedung BPBD Bali itu disampaikan Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Bali Komisaris Besar Polisi Jansen Avitus Panjaitan di Denpasar, Sabtu 29 Juni 2024. 

Meski begitu, Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Bali juga terus mendalami penyebab kebakaran di gedung BPBD milik Pemprov Bali itu.

Baca Juga: PVMBG: Gunung Semeru Kembali Erupsi, Muntahkan Abu Vulkanik Setinggi 900 Meter

“Akibat hubungan pendek listrik,” katanya. 

“Labfor Polda Bali, sesuai permintaan dari (pemerintah) provinsi juga sedang melakukan langkah penyelidikan, mendalami penyebabnya,” ucapnya.

Kebakaran di lantai dua gedung logistik BPBD Bali yang terletak di Jalan Panjaitan Renon Denpasar itu diketahui terjadi sekitar pukul 12.00 Wita.

Baca Juga: 103 Warga Negara Asing di Bali Diduga Terlibat Kejahatan Siber, Kemenkumham Ancam Deportasi

Dinas Pemadam Kebakaran Denpasar kemudian mengerahkan tiga unit mobil pemadan kebakaran untuk menjinakkan api.

Kurang dari dua jam, tim kemudian dapat memadamkan api dan kemudian petugas pemadam melakukan pendinginan di sekitar gedung tersebut.

Sebelumnya, Kepala Pelaksana BPBD Bali Made Rentin menjelaskan meski terjadi kebakaran di kantornya, namun api tidak sampai mempengaruhi operasional di Pusat Pengedalian Operasi (Pusdalops) karena tetap berjalan normal dan tidak mengalami gangguan.

Baca Juga: Ini Alasan Para Dewan Pimpinan Wilayah Pertahankan Zulkifli Hasan Kembali Jadi Ketua Umum PAN

Ia menuturkan sebelum api dan asap menjadi lebih besar, tiga petugas BPBD Bali telah melakukan upaya pemadaman dengan menggunakan alat pemadam api ringan (apar).

Namun, karena asap yang semakin pekat dan tidak memungkinkan ditangani dengan apar yang membuat tidak efektif sehingga perlu ditangani oleh petugas pemadam kebakaran.

Peristiwa kebakaran itu, kata dia, menjadi pelajaran untuk kembali melakukan pengecekan lebih detail terhadap kondisi gedung utamanya instalasi listrik, dan alat kebencanaan di antaranya apar.

Rentin menambahkan pihaknya saat ini menekankan tiga hal antisipasi kebakaran di gedung di antaranya simulasi kerja personel, kelistrikan dan alat pemadam api ringan.

“Yang kedua dan ketiga sering kurang diperhatikan tapi sangat riskan,” katanya.***

Sumber: Antara

Berita Terkait