Puisi Esai Denny JA: Anak Palestina Itu Menulis Surat untuk Ibunya yang Hilang
- Penulis : Ulil
- Senin, 20 Januari 2025 06:39 WIB
Bibinya memeluk Ameen,
mencoba menjadi pengganti ibu.
Tapi pelukan itu dingin,
tak ada wangi mawar di sana.
Ia bukan ibu,
Bibi mencoba bersuara lembut yang menenangkan badai di dada.
Tapi bibi bukan ibu,
Bibi mendongeng yang bisa mengusir mimpi buruk.
Tapi ia bukan ibu.
Baca Juga: Puisi Esai Denny JA: Annie, Warga Non-Kristen juga Merayakan Natal
“Kepada langit, Ameen sering bertanya:
‘Mengapa ibu tak mencariku?
Ketika perutku bernyanyi seperti angin di celah puing,
kau tak datang membawa roti.
Ketika malam menggigilkan tulang,
kau tak lagi memelukku dengan wangi bunga Jasmine.
“Di Gaza, hidup adalah benang kusut yang tak terurai.
Setiap simpulnya adalah kelaparan.
Makanan hanya bayangan di piring retak,
air adalah mimpi yang tercecer di pasir.
Rumah tak lagi berdiri,
hanya bayang-bayang yang hilang ditiup angin.”
Baca Juga: Orasi Denny JA: Pentingnya Mengawinkan Isu Sosial dan Puisi
Tapi yang paling sulit adalah kehilangan orang-orang tersayang.
Rindu yang menggali lubang di hati,
lubang yang tak pernah penuh.
Ameen percaya ibu akan pulang.
Ia menggambar wajahnya di langit malam,
di antara bintang yang memudar,
di bulan yang pecah seperti piring tua.
“Ibu akan pulang,” katanya,
“membawa roti dan senyum.”
Baca Juga: Puisi Esai Denny JA: Salman Berjumpa Tunawisma di London
Bibinya semakin sedih,
waktunya tiba untuk berkata:
“Ibu tak akan pulang, Ameen.”
Tapi bagaimana mungkin?