DECEMBER 9, 2022
Nusantara

Kemensos Memberikan Layanan Spesial untuk Pengungsi Korban Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki yang Berkebutuhan Khusus

image
Sejumlah anak-anak pengungsi sedang melakukan permainan edukatif bersama penyuluh Kementerian Sosial RI di Posko Pengungsian Desa Konga, Kabupaten Flores Timur, NTT.(ANTARA/Sean Filo Muhamad)

POLITIKABC.COM - Kementerian Sosial (Kemensos) memberikan layanan yang spesial kepada para pengungsi erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki yang berkebutuhan khusus, penyandang disabilitas, dan lansia.

Ketua Tim Layanan Dukungan Psikososial, Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) Kemensos Maya Meilan Falah mengatakan upaya tersebut bagian dari layanan dukungan psikososial yang disiapkan oleh Kemensos agar para warga tidak larut dalam kesedihan setelah menjadi penyintas bencana alam tersebut.

Jika terdapat pengungsi berkebutuhan khusus yang membutuhkan pelayanan dokter atau psikiater, pihaknya juga memiliki tim khusus untuk menanggulangi hal tersebut.

Baca Juga: Masa Tanggap Darurat Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Jumlah Pengungsi Capai 4.436 Orang

"Kami memiliki pekerja sosial yang khusus untuk menangani para lansia, disabilitas, dan orang berkebutuhan khusus dan telah tersertifikasi," katanya ditemui di Posko Pengungsian Desa Konga, Kabupaten Flores Timur, NTT, Kamis 7 November 2024. 

"Sejatinya, layanan kami setara dengan peraturan yang ada di internasional, di mana kami tidak boleh mengintervensi korban yang memiliki tanda-tanda gangguan psikologis yang berlebih," ujarnya.

Ia mengatakan tentang asesmen terhadap korban bencana alam.

Baca Juga: Update Korban Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Sembilan Orang Meninggal, Satu Kritis dan Puluhan Luka Berat

"Jadi nanti kami akan melakukan asesmen, jika ada perilaku yang dinilai tidak normal, maka akan kami rekomendasikan untuk mendatangkan tenaga ahli," katanya.

Namun demikian, jika bantuan yang diperlukan masih berada dalam koridor layanan dasar, pihaknya siap siaga untuk membantu pengungsi berkebutuhan khusus.

Saat ini, ia menyebut, terdapat sejumlah pengungsi berkebutuhan khusus, namun masih dalam batas wajar dan bisa ditangani oleh tim.

Baca Juga: Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Erupsi, Hembusan Abu Vulkanik Capai 5000 Meter dari Puncak

"Paling tidak, kami berusaha untuk membuat mereka memahami apa yang terjadi, apapun yang dirasakan, itu kami ajak mereka dengan sesi curhat, atau menggambar. Metode itu kami bikin agar mereka bisa mengungkapkan apa yang mereka rasakan. Sehingga, layanan dukungan psikososial ini tidak membuat emosi lebih meningkat lagi yang bisa menyebabkan trauma dan gangguan jiwa," tutur Maya Meilan Falah.***

Sumber: Antara

Berita Terkait