DECEMBER 9, 2022
Teknologi

Country Director Meta Indonesia, Sebut Aplikasi WhatsApp Jadi Pilihan Utama Masyarakat Berinteraksi Urusan Bisnis

image
Country Director Meta Indonesia Pieter Lydian menyampaikan tren perpesanan bisnis dalam acara WhatsApp Business Summit 2024 di Jakarta. (ANTARA/Livia Kristianti)

POLITIKABC.COM - Country Director Meta Indonesia Pieter Lydian mengungkapkan bahwa aplikasi perpesanan instan seperti WhatsApp kini menjadi pilihan utama bagi masyarakat Indonesia untuk berinteraksi dengan bisnis, menurut studi terbaru dari Meta.

Temuan ini, menurut Pieter, sejalan dengan hasil studi dari perusahaan analisis pemasaran Kantar yang dirilis pada Maret 2024. Studi tersebut, berjudul "Riset Penggunaan Perpesanan Bisnis," menunjukkan bahwa 90 persen orang dewasa di Indonesia yang aktif di internet mengirim pesan kepada bisnis setidaknya sekali seminggu.

Temuan ini menarik karena kebiasaan tersebut melebihi rata-rata global yang mencapai 79,4 persen dalam hal pengiriman pesan ke bisnis.

Baca Juga: Kominfo mengumumkan telah memblokir 886.719 konten serta aplikasi judi online dari tahun 2018 hingga sekarang 

Studi ini dilakukan oleh Meta bekerja sama dengan Boston Consulting Group (BCG) dan berjudul "Survei BCG & Meta tentang Perpesanan Bisnis (Mei 2024)," melibatkan 400 bisnis dari berbagai ukuran dalam penelitiannya.

"Sebanyak 87 persen konsumen di Indonesia ternyata lebih memilih perpesanan sebagai cara utama untuk berkomunikasi dengan bisnis,maka penting bagi para pelaku bisnis untuk memanfaatkan platform perpesanan dalam berinteraksi dengan konsumen modern," kata Pieter dalam acara WhatsApp Business Summit 2024 di Jakarta, Kamis 22 Agustus 2024. 

Berkaca dari hal itu maka Pieter merekomendasikan agar para pelaku usaha di Indonesia bisa menangkap tren ini dan menjadikan aplikasi perpesanan sebagai bagian dari solusi komunikasi bisnis mengoptimalkan usahanya.

Baca Juga: KPU Sigi Sulteng Tegaskan Aplikasi Silon Lancar Selama Tahapan verifikasi Administrasi Calon

"Bisnis kalau ingin memenangkan konsumen ya harus diembrace ini, harus dirangkul (metode komunikasi dengan perpesanan)," kata Pieter.

Angka tersebut menguatkan temuan Kantar pada Maret 2024 dalam "Riset Penggunaan Perpesanan Bisnis" yang mengungkap bahwa 90 persen orang dewasa di Indonesia yang menggunakan internet setidaknya mengirimkan pesan kepada sebuah bisnis sekali dalam seminggu.

Fakta tersebut menarik karena ternyata temuan Kantar itu mengungkap bahwa kebiasaan orang Indonesia itu melampaui rata-rata global yang mencapai 79,4 persen dalam hal mengirim pesan ke bisnis.

Baca Juga: Aplikasi Cekal Online Diterapkan di Kalimantan Selatan, Ini Fungsi dan Cara Kerjanya

Maka dari itu, Pieter merekomendasikan agar para pelaku usaha di Indonesia bisa menangkap tren ini dan menjadikan aplikasi perpesanan sebagai bagian dari solusi komunikasi bisnis mengoptimalkan usahanya.

"Bisnis kalau ingin memenangkan konsumen ya harus diembrace ini, harus dirangkul (metode komunikasi dengan perpesanan)," kata Pieter.

Lebih lanjut agar bisa optimal dalam memanfaatkan aplikasi perpesanan untuk meningkatkan bisnis, Pieter menyebutkan agar para pelaku usaha bisa memaksimalkannya dengan memanfaatkan teknologi yang ada.

Salah satu teknologi yang bisa dimanfaatkan untuk mengoptimalkan perpesanan mendukung komunikasi pada bisnis ialah kecerdasan artifisial (artificial intelligence/AI).

Ia pun menyebutkan dalam studi Meta bersama BCG ditemukan sebanyak 82 persen pelaku usaha sudah memanfaatkan AI sebagai chatbot untuk mengoptimalkan perpesanan bisnisnya dengan membuat mulus proses komunikasi kepada konsumen sehingga berdampak meningkatkan skala usaha.

Pieter mencontohkan salah satu contoh pemanfaatan AI dalam perpesanan bisnis itu ialah membantu komunikasi dengan bahasa yang berbeda antara pelanggan dan pemilik bisnis.

"Saya ambil contoh, ada konsumen misalnya dia bertanya pakai Bahasa Jawa dengan memanfaatkan AI maka pelaku bisnis bisa lebih mudah berkomunikasi dengan bantuan alih bahasa, ini membantu pelaku bisnis untuk melakukan ekspansi dengan strategi hyperlocal. Ini baru tip of iceberg. Perjalanan AI baru dimulai dan ke depannya akan mengubah konstruksi kita berinteraksi antara penjual dan konsumen," kata Pieter.***

Sumber: Antara

Berita Terkait