Konflik Timur Tengah Menguat, Maskapai Nasional Aljazair Hentikan Penerbangan Menuju Lebanon
- Penulis : Ulil
- Jumat, 02 Agustus 2024 20:19 WIB
POLITIKABC.COM - Maskapai nasional Aljazair, Air Algerie, menangguhkan penerbangannya dari dan ke Lebanon sejak Kamis 1 Agustus 2024 hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Maskapai nasional Aljazair mendorong semua pelanggan untuk menghubungi pusat panggilan perusahaan untuk informasi dan pembaruan lebih lanjut.
Maskapai penerbangan nasional Aljazair tersebut tidak memberikan alasan khusus atas keputusan tersebut.
Baca Juga: Alami Kelangkaan Bahan Bakar, Sejumlah Penerbangan Pesawat di Mali, Afrika Barat Dibatalkan
Namun maskapai tersebut mengikuti langkah serupa yang diambil oleh maskapai penerbangan negara lain, termasuk Kuwait Airways, Royal Jordanian Airlines, Air France, Lufthansa dan Swiss International Air Lines.
Penangguhan tersebut dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan dan potensi konflik yang lebih luas antara Iran dan kelompok Hizbullah Lebanon di satu pihak dan Israel di pihak lain.
Penangguhan penerbangan tersebut dilakukan setelah Israel membunuh komandan senior Hizbullah Fuad Shukr pada Selasa 30 Juli dan tuduhan oleh kelompok Palestina Hamas dan Iran bahwa Israel telah membunuh Ismail Haniyeh, kepala biro politik Hamas, di ibu kota Iran, Teheran pada Rabu 31 Juli.
Bandara Internasional Beirut-Rafic Hariri, satu-satunya bandara di Lebanon, sebelumnya pernah menjadi sasaran selama perang saudara di negara itu dari tahun 1975 hingga 1989 dan dalam konflik-konflik sebelumnya dengan Israel, yang terakhir dalam perang Juli 2006.
Hamas dan Iran telah bersumpah untuk membalas pembunuhan Haniyeh, sementara Hizbullah telah berjanji untuk membalas pembunuhan Shukr.
Sementara itu, upaya-upaya internasional sedang dilakukan untuk meredakan situasi dan mencegah konflik menyebar lebih jauh di wilayah tersebut.
Kekhawatiran telah berkembang akan perang besar-besaran antara Israel dan Hizbullah di tengah pertukaran tembakan lintas perbatasan selama berbulan-bulan.
Eskalasi tersebut terjadi dengan latar belakang serangan gencar Israel di Gaza yang telah menewaskan hampir 39.500 orang sejak Oktober 2023 menyusul serangan oleh Hamas.***