DECEMBER 9, 2022
International

Hingga Selasa Hari Ini, Yordania Menangguhkan Penerbangan ke Ibu Kota Beirut akibat Kabar Serangan Israel ke Lebanon

image
lustrasi - Sepuluh orang, termasuk anak-anak, tewas pada Sabtu 27 Juli dalam serangan roket yang menghantam sebuah lapangan sepak bola di Kota Majdal Shams, Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi Israel, demikian dilaporkan sejumlah media Israel. (ANTARA/Xinhua/pri.)

POLITIKABC.COM - Yordania pada Senin menangguhkan penerbangan ke Ibu Kota Beirut di tengah kekhawatiran akan kemungkinan serangan Israel ke Lebanon.

Maskapai Royal Jordanian mengatakan pembatalan penerbangan akan berlangsung pada Senin hingga Selasa 30 Juli 2024 setelah keputusan Komisi Regulasi Penerbangan Sipil untuk menangguhkan semua penerbangan ke Bandara Beirut, demikian dilaporkan kantor berita Petra.

Langkah penangguhan diambil ketika ancaman Israel mencapai puncaknya, menyusul serangan rudal pada Sabtu 27 Juli di Dataran Tinggi Golan -- yang diduduki Israel-- ke Kota Majdal Shams. Serangan itu mengakibatkan kematian 12 warga suku Druze dan sekitar 40 orang terluka.

Baca Juga: Kendaraan Menteri Pertahanan Lebanon Ditembaki

Sementara Israel menyalahkan Hizbullah atas serangan di Majdal Shams, kelompok paramiliter Lebanon itu membantah bertanggung jawab.

Menurut Radio Angkatan Darat Israel, militer sudah merumuskan skenario kemungkinan serangan terhadap Hizbullah dan sedang membahas rencana tersebut secara politis guna menilai situasi.

Pada Sabtu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah bahwa Hizbullah akan "membayar harga yang mahal" atas serangan tersebut.

Baca Juga: Militer Israel Tembaki Rumah Sakit Darurat dan Kawasan Pengungsian di Kota Deir al Balah Jalur Gaza, 30 Orang Terbunuh

Kekhawatiran meningkat mengenai kemungkinan perang besar-besaran antara Israel dan Hizbullah, di tengah serangan lintas batas yang dilancarkan kedua belah pihak.

Eskalasi tersebut terjadi sebagai akibat dari rentetan serangan maut oleh Israel di Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 39.300 korban sejak Oktober 2023.***
 

Sumber: Antara

Berita Terkait