China Kecam Pembentukan Komando Militer Baru Amerika Serikat di Jepang, Ini Alasannya
- Penulis : Ulil
- Selasa, 30 Juli 2024 09:10 WIB

"China tidak menimbulkan ancaman bagi negara mana pun," tegas Lin Jian.
Lin Jian menyebut Jepang dan AS-lah yang mengejar agenda mereka sendiri dengan mengorbankan kepentingan keamanan negara lain dan kesejahteraan rakyat di Asia-Pasifik.
"AS dan Jepang terus menekankan perdamaian dan keamanan regional serta tatanan berbasis aturan, sementara itu mereka bersatu untuk membentuk klub eksklusif, terlibat dalam kelompok politik, memicu konfrontasi blok dan mengganggu perdamaian, keamanan, stabilitas regional," tambah Lin Jian.
Baca Juga: Orasi Denny JA: Mundurnya Joe Biden dan Kemungkinan Presiden Perempuan Pertama di Amerika Serikat
Selain itu, Jepang dan AS telah berupaya untuk memperkuat peninggalan Perang Dingin berupa "penggentaran yang diperluas" dan mengembangkan apa yang disebut "penggentaran nuklir".
"Hal ini akan meningkatkan ketegangan regional dan memicu proliferasi nuklir serta risiko konflik. Ancaman terbesar bagi perdamaian lintas selat saat ini adalah aktivitas separatis pasukan 'kemerdekaan Taiwan' dan persekongkolan serta dukungan eksternal yang mereka terima," ungkap Lin Jian.
Lin Jian menyebut jika Jepang dan AS benar-benar peduli dengan perdamaian dan stabilitas lintas selat, yang seharusnya mereka lakukan adalah menegakkan prinsip satu China, menentang separatisme "kemerdekaan Taiwan" dan mendukung penyatuan kembali China.
"Kami berkomitmen untuk menyelesaikan masalah maritim bilateral dengan negara-negara yang terlibat langsung melalui dialog dan konsultasi. Tindakan provokatif yang sebenarnya adalah campur tangan terus-menerus AS dan negara-negara lain di luar kawasan, termasuk aksi pamer kekuatan mereka di perairan lepas pantai China, termasuk Laut China Timur dan Selatan," kata Lin Jian.
Ia meminta AS dan Jepang untuk segera berhenti mencampuri urusan dalam negeri China, berhenti menciptakan konfrontasi, berhenti memicu Perang Dingin baru, melakukan apa yang kondusif bagi stabilitas strategis regional dan tidak menjadi sumber bahaya dan gangguan bagi perdamaian dan ketenangan di Asia-Pasifik.
Dalam pernyataan bersama empat menteri AS dan Jepang disebutkan perombakan kerja sama militer AS-Jepang itu diduga terkait erat dengan lingkungan keamanan kawasan yang berkembang, juga memerhatikan berbagai risiko tekanan ancaman dari China.
Baca Juga: Presiden China Xi Jinping Sampaikan Ingin Jalin Hubungan dengan Timor Leste, Ini Harapannya
Dalam pernyataan tersebut, AS dan Jepang juga mengkritik perilaku "provokatif" Beijing di Laut China Selatan dan Laut China Timur, latihan militer bersama Rusia, dan peningkatan hingga perluasan senjata nuklir yang pesat.***