BPBD Ngada NTT Catat Bencana Banjir dan Tanah Longsor Terjadi di 7 Kecamatan
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Sabtu, 08 Juni 2024 17:07 WIB
POLITIKABC.COM- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat terdapat 7 kecamatan di wilayahnya yang terdampak bencana banjir dan tanah longsor. Bencana tersebut terjadi akibat cuaca ekstrem selama beberapa hari terakhir. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Ngada Emanuel Kora menjelaskan hujan telah mengguyur beberapa kecamatan itu sejak satu pekan terakhir. "Banjir dan tanah longsor di belasan titik di Kecamatan So'a, Inerie, Aimere, Jerebuu, Golewa, Golewa Selatan, dan Golewa Barat," kata Emanuel, Sabtu 8 Juni 2024. Hujan intens terjadi selama tiga hari terakhir sehingga mengakibatkan kejadian banjir dan tanah longsor pada Jumat 7 Juni 2024 malam. Kejadian banjir dan tanah longsor itu menutup akses jalan transportasi, serta tanggul yang jebol dan menerjang pemukiman warga. Upaya yang telah dilakukan dengan membuka akses jalan alternatif agar alur transportasi darat bisa berjalan. Penanganan darurat dilakukan menggunakan alat berat bersama pemangku kepentingan kebencanaan lain. "Buka akses karena longsor menutup jalan di daerah Jerebuu, Golewa, Golewa Selatan, dan Golewa Barat, sudah dilakukan sejak tadi pagi sampai sekarang," kata dia. Selain kejadian tanah longsor, banjir akibat tanggul jebol telah menerjang 15 rumah milik warga di Desa Kezewea, Kecamatan Golewa. Para warga telah mengungsi, namun rumah yang ditempati telah terbawa banjir. Kini pihak BPBD Kabupaten Ngada masih melakukan pendataan dan identifikasi kerusakan serta jumlah warga terdampak sehingga ada bantuan darurat yang bisa diberikan. "Untuk jumlah kepala keluarga, sementara masih didata oleh kepala desa dan intervensi bantuan darurat," ujar Emanuel. Dengan kondisi cuaca ekstrem ini, BPBD Kabupaten Ngada mengimbau masyarakat agar mewaspadai potensi kejadian bencana banjir dan tanah longsor. Ia mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati khususnya bagi warga yang tinggal di bantaran sungai atau lereng bukit. "Masyarakat harus selalu waspada dalam kondisi cuaca ekstrem ini," kata Emanuel mengingatkan.**** Sumber: Antara