POL - 31 Juli 2023 Wacana koalisi Golkar dan PDIP kemungkinan besar akan"> POL - 31 Juli 2023 Wacana koalisi Golkar dan PDIP kemungkinan besar akan"> POL - 31 Juli 2023 Wacana koalisi Golkar dan PDIP kemungkinan besar akan"> POLITIKABC.COM - Update Yourself
DECEMBER 9, 2022
PolitikABC.com

Dedi Kurnia: Kemungkinan Koalisi PDIP dan Golkar Terjadi

image
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah. (Rmol)

POL - 31 Juli 2023 Wacana koalisi Golkar dan PDIP kemungkinan besar akan terjadi, karena tidak ada partai yang memiliki catatan berseberang dari sisi manapun. Oleh karena itu mudah untuk membuat koalisi. Dedi Kurnia Syah, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), mengatakan kemungkinan koalisi tidak berarti koalisi keduanya benar-benar terwujud, setidaknya karena beberapa alasan. Pertama, kata Dedy, Golkar sedang mengalami masa tegang, dengan kudeta pada Airlangga melalui Munaslub yang sudah mendapat restu Luhut dan Bahlil. "Dua tokoh ini tentu menggambarkan posisi kekuasaan saat ini, jika tanpa restu penguasa tidak akan mungkin ada yang berani ganggu Airlangga," demikian Dedi kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (31/7). Faktor kedua, jelas Dedi, Airlangga dinilai berpotensi menyimpang dalam menentukan koalisi, yakni beralih ke Koalisi Perubahan, hal ini terlihat dari hubungan Golkar dan Nasdem, juga lambatnya Airlangga menentukan sikap. "Itulah sebab ia alami tekanan, mulai dari wacana Munaslub hingga pemanggilannya ke Kejagung," kata Dedi. Dalam kondisi seperti ini, kata Dedi, pendekatan PDIP memungkinkan. Langkah ini bisa jadi merupakan upaya mencari mitra untuk menyelamatkan Golkar dari kudeta, dan PDIP bisa jadi yang paling strategis. "Selain karena partai besar, hubungan PDIP dan Jokowi juga tidak begitu baik saat ini, memungkinkan PDIP memihak ke Golkar dibanding Presiden," jelas Dedi. Bagi Dedi, kemungkinan Golkar tidak ingin  dilihat sebagai partai yang bersandar pada koalisi Perubahan, karena setiap orang yang beralih ke koalisi Perubahan belakangan ini memiliki masalah. "Mulai dari Nasdem, Demokrat, PPP, hingga saat ini Golkar," pungkasnya. (Fa, Rml, Pol)  

Berita Terkait