Pol - 28 Juli 2023  Siap Maju Menjadi Ketum Golkar, Bahlil Kini Dinilai Membawa Regenerasi Dalam Kepemimpinan Jakarta - Direktur Eksekutif Indonesian Law and Democracy Studies (ILDES) Juhaidy Rizaldy Roringkon menilai Menteri Penanaman Modal/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia  menjadi kandidat yang tepat untuk menjadi Calon Ketua Umum (Caketum) Golkar. Karena menurutnya, Bahlil memiliki "darah muda" yang mampu melipatgandakan perolehan suara Golkar. "Kalau kita lihat, ada beberapa nama yang berpotensi besar menggantikan Airlangga, yaitu Luhut Binsar Pandjaitan,  Bambang Soesatyo, Erwin Aksa, Bahlil Lahadalia, Ahmad Doli Kurnia, Agus Gumiwang," kata Juhaidy dalam keterangan tertulis, Kamis. . (27 Juli 2023). Ia mengatakan, di antara sekian banyak nama potensial, calon yang paling kuat saat ini adalah Bahlil Lahadalia, seorang menteri yang muda dan sukses. Juhaidy yakin Bahlil akan mengubah partai Golkar menjadi partai besar yang akan memimpin dalam menciptakan kembali kepemimpinan politik yang demokratis.  “Sebagai partai modern, reinkarnasi akan memiliki nilai politik yang besar. Dengan presiden muda, Golkar akan lebih mudah membangun komunikasi politik,  sekaligus merebut pemilih milenial dan milenial Generasi Z, termasuk yang jumlahnya sangat besar,” dia berkata. berbicara. . Juhaidy mengungkapkan telah menemukan tanda-tanda suksesi di dalam Golkar. Hal ini terutama disebabkan oleh penurunan survei kelayakan Golkar dan pemeriksaan presiden Golkar saat ini, Airlangga Hartarto. [caption id="attachment_10339" align="aligncenter" width="1285"] Potret Direktur Eksekutif Indonesian Law and Democracy Studies (ILDES) (Metrotv)[/caption] Sekadar informasi, Lembaga Survei Indonesia merilis hasil survei kelayakan partai politik pada awal Juli 2023. Berdasarkan survei, PDIP memperoleh angka kualifikasi 23,7%, Gerindra 14,2%, PKS 6,2%, Golkar 6,0%, dan PKB 5,7%. Di sisi lain, Litbang Kompas pada Mei 2023 juga melakukan survei kelayakan parpol. Alhasil PDIP menempati urutan pertama dengan kelayakan 23,3%, Gerindra 18,6%, Demokrat 8%, Golkar 7,3%, NasDem 6,3% dan PKB 5,5%. Disusul PKS 3,8%, PAN 3,2%, dan PPP 2,9%. Dari data tersebut, menurut Juhaidy, wajar jika ada desakan pergantian presiden oleh kader Golkar yang ingin memulihkan kekuatan partai. Apalagi untuk partai seperti Golkar yang semula berstatus dua digit kini menjadi satu digit, hal ini menjadi perhatian pengurus. Juhaidy mengatakan, posisi presiden sebagai tokoh politik akan mampu meningkatkan posisi partai. Dia juga mencontohkan, perkembangan situasi terkini bisa meningkatkan tekanan untuk mengganti Presiden Golkar.   Siap Maju Menjadi Ketum Golkar, Bahlil Kini Dinilai Membawa Regenerasi Dalam Kepemimpinan (Dyp,Dtk,Pol)