POL - 26 Juli 2023 Ratusan warga Thailand menggelar aksi unjuk rasa pada Minggu, 23 Juli 2023. Mereka memprotes kegagalan pemimpin partai Move Forward Pita Limjaroenrat menjadi perdana menteri baru Thailand. Partai Maju Pita memenangkan pemilihan Mei 2023. Maju memenangkan dukungan dari pemilih muda dengan menjanjikan perubahan termasuk reformasi militer, penghapusan monopoli perusahaan dan amandemen Undang-Undang Penghinaan Kerajaan, yang melindungi monarki dari kritik. Untuk kedua kalinya, Parlemen mencegah Pita, 42 tahun, lulusan Universitas Harvard, menjadi perdana menteri. Menurut para pendukungnya, kegagalan Pita menjadi perdana menteri karena aturan yang tidak adil. [caption id="attachment_15208" align="alignnone" width="300"] Demo Thailand Pecah Lagi Usai PM Prayuth Lolos dari Mosi Tidak Percaya(kompascom)[/caption] "Kami akan terus berjuang selama berbulan-bulan kami harus menegakkan prinsip-prinsip demokrasi," kata seorang aktivis di atas panggung untuk bernyanyi di sebuah persimpangan sibuk di pusat kota Bangkok. "Belang! belang! belang!" teriak penonton. Kebijakan Partai Maju mengadu domba mereka dengan militer Thailand, elit lama, dan kekuatan konservatif Thailand. Move Forward membentuk koalisi delapan partai, termasuk populis Pheu Thai, dan memimpin mayoritas di majelis rendah dengan 500 kursi.  Menurut konstitusi rancangan militer, perdana menteri berikutnya harus memenangkan lebih dari setengah suara di parlemen, yang mencakup 249 anggota yang ditunjuk oleh junta sejak berkuasa pada 2014. Mereka berada di pihak partai konservatif. Pemungutan suara perdana menteri kedua dijadwalkan pada hari Kamis. Sekutu dalam koalisi Move Forward Pheu Thai akan mencalonkan calon perdana menteri, yang kemungkinan adalah taipan properti politik baru Srettha Thavis.  (Dil,tmp,pol)