Relawan Kaesang Adakan Diskusi Tangkap '8 Tuyul' di Depok
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Senin, 03 Juli 2023 07:46 WIB
POL - 03 Juli 2023 Relawan Kaesang menggelar diskusi beragam permasalahan yang di Kota Depok, terutama masalah lingkungan. Dalam diskusi itu juga disebutkan ada '8 Tuyul Depok' yang jadi persoalan di Kota Depok dan harus diselesaikan. Ketua DPP PSI Sigit Widodo mengatakan, 8 point yang menjadi tema diskusi merupakan hasil representasi dari pesan-pesan yang disampaikan Kaesang Pangarep terkait Kota Depok dalam banyak kesempatan. Terkait tangkap tuyul juga sempat diutarakan Kaesang dalam sebuah podcast. "Jadi ini adalah satu tafsir kami dari kelompok relawan Sang Menang, bahwa tuyul itu bukan dalam artian harfiah sebagai makhluk halus, tetapi adalah orang atau kelompok-kelompok yang selalu merugikan masyarakat depok. Seperti yang disampaikan Mas Kaesang ini harus diberantas karena ini merugikan masyarakat Depok. Itu yang disampaikan dalam podcast Deni Cagur begitu," kata Sigit ditemui di Joglo Nusantara Depok, Minggu (2/7/2023). "Kemudian kemarin kita diskusi bersama relawan Sang Menang, sebenarnya apa saja yang merugikan masyarakat depok, kita temukan 8 poin ini lah," tambahnya. Diskusi tersebut mempertemukan masyarakat peduli dan pecinta lingkungan di Depok, seperti Heri Diantaranya yakni, Heri Saefudin atau biasa disapa dengan panggilan Heri Blankon, pendiri Yayasan Pohon Emas Nusantara dan beberapa aktivis lingkungan lainnya. Sebuah spanduk dipasang di ruang diskusi bertuliskan "Tangkap 8 Tuyul Depok". Spanduk tersebut menunjukkan ada 8 poin yang dimaksud 8 tuyul Depok, yakni soal pelaku pelecehan seksual, jaringan prostitusi anak, tukang gusur sekolah, pemain program dan anggaran, perusak lingkungan, mafia tanah, maling setu, serta pengutip retribusi ilegal. "Hari ini kita menitik berat, lebih membahas masalah lingkungan, kemudian masalah perubahan situ jadi fasilitas umum, kemudian fasilitas komersial dan perumahan juga. Itu salah satu yang jadi masalah lingkungan yang besar lah buat Depok. Karena dengan tidak adanya setu, wilayah serapan semakin berkurang, berdampak pada banjir, kemudian kesulitan air bersih," kata Sigit. "Disampaikan tadi hanya 15 persen masyarakat Depok yang punya akses air bersih, dalam hal ini dari PDAM. Artinya ini kan stok airnya juga terbatas, artinya ini harus jadi perhatian," tambahnya. Sigit mengatakan, persoalan setu memang bukan kewenangan Pemerintah Daerah dalam hal ini Pemerintah Kota Depok. Namun, dia berharap Wali Kota Depok bisa menghubungi pemerintah pusat agar perbaikan dan pemeliharaan setu bisa dilakukan di Depok. "Dalam hal ini kami berharap Mas Kaesang juga bisa berkomunikasi dengan pemerintah pusat untuk perbaiki setu-setu yang ada di Depok," pungkasnya. Sigit mengatakan, Kaesang Pangarep dinilai mampu mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat Depok saat ini. "Optimis (Kaesang) bisa selesaikan. Pertama Kaesang tidak ada kepentingan, dalam hal ini Mas Kaesang sebagai orang luar relatif tidak punya kepentingan apapun di Depok. Ketika masuk ke Depok, dia akan didukung masyarakat," kata Sigit. Selain itu, menurut Sigit, prostitusi anak di Depok juga menjadi masalah yang harus segera diselesaikan. Tagline Kota Depok sebagai Kota Religius dianggap bertolak belakang dengan fakta adanya prostitusi anak di Kota Depok. "Kemudian prostitusi anak, kemarin temen-temen diskusi dan ternyata ada jaringan prostitusi di Depok dan memang tidak hanya di Depok. Itu hal-hal yang sebetulnya bisa ditangani apabila Pemkot Depok bekerjasama dengan Pemprov DKI, Polda Metro Jaya untuk menyelesaikan masalah prostitusi anak, karena ini kan mengerikan," kata Sigit. "Depok yang tagline nya kota religius, tetapi di dalamnya ada prostitusi anak. Itu hal-hal seperti ini sebetulnya adalah masalah political will aja," tambahnya. (Fa, Dtk, Pol)