Puisi Esai Denny JA: Dua Matahari di Ufuk yang Berbeda
- Penulis : Ulil
- Jumat, 24 Januari 2025 08:57 WIB

Tjokroaminoto dan Semaun. Mereka Yang Mulai Teriak Merdeka (5)
POLITIKABC.COM - Surabaya, 1934. Malam berbisik pilu. Di pendopo tua, dua pikiran beradu. Guru dan murid,
bersimpang jalan, tak lagi satu. (1)
-000-
Baca Juga: Catatan Denny JA: Derita Rakyat Akibat Rusaknya Lingkungan Hidup di Dalam Puisi Esai
“Di pabrik gula, suara mesin lebih lantang dari doa.
Di kebun, peluh bercampur derita.
Di tambang, gelap menelan harapan.
Baca Juga: Puisi Esai Denny JA: Anak Palestina Itu Menulis Surat untuk Ibunya yang Hilang
Enam belas jam per hari, mereka bekerja,
tapi gaji hanya cukup,
untuk membeli kematian yang pelan.
Mereka berontak,
karena itu satu-satunya pilihan.
Gerakan kita terlalu pelan,
terlalu damai.
Kita perlu revolusi,
walau darah tumpah.”
Baca Juga: Puisi Esai Denny JA: Mereka yang Mulai Teriak Merdeka dan Lahirlah Budi Utomo
Suara ini terdengar sayup,
dari pendopo.
Angin malam meratap, membawa serpihan luka,