Catatan Denny JA: Forum Esoterika dan Enam Prinsip Emas Spiritualitas di Era Artificial Intelligence
- Penulis : Ulil
- Sabtu, 21 Desember 2024 11:36 WIB
Agama yang dominan saat ini, dilihat dari kelahiran nabinya, baru berusia 1.500–3.000 tahun. Sementara Homo sapiens sudah ada sejak 300 ribu tahun lalu.
Agama yang sekarang dominan baru muncul di satu persen ujung sejarah Homo sapiens.
Hidup secara spiritual di era ini perlu lebih berorientasi mencari persamaan ketimbang perbedaan.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Ketika 221 Penulis Bersaksi soal Pemilu dan Demokrasi di Indonesia, Tahun 2024
Jika Homo sapiens telah berjalan di muka bumi selama 300 ribu tahun, maka agama-agama dominan yang kita kenal hari ini hanyalah setitik kecil dalam perjalanan itu.
Nabi-nabi besar muncul di ujung 1% terakhir dari sejarah manusia, membawa ajaran yang akhirnya membentuk peradaban. Namun, sebelum itu, manusia telah mengenal spiritualitas. Dalam diam gua, di bawah langit tak terbatas, mereka menyembah api, bintang, atau roh yang tak bernama.
Di era ini, dengan ilmu yang melampaui batas benua dan teknologi yang melipat jarak, perbedaan dalam keyakinan semakin terlihat jelas.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Retreat para Penulis untuk Kemerdekaan
Namun, mungkin kita telah lupa bahwa dasar dari semua keyakinan selalu sama: mencari makna, merawat kehidupan, dan menjawab misteri.
Hidup secara spiritual kini memanggil kita untuk kembali ke akar yang mendalam—melihat persamaan sebagai jembatan, bukan perbedaan sebagai sekat.
-000-
Baca Juga: Catatan Denny JA: Dana Abadi untuk Festival Tahunan Puisi Esai
Kedua: Sekitar 4.200 agama dan kepercayaan yang kini hadir bukan hanya milik penganutnya, tapi itu adalah warisan kultural milik kita bersama.