DECEMBER 9, 2022
Politik

Pilkada Situbondo Riang Gembira, Begini Pesan Damai Petahana Karna Suwandi Ketika Bertemu Rio Wahyu Prayogo

image
Karna Suswandi (memakai baju Kopri dan kopiah hitam) bersalaman dengan pesaingnya Yusuf Rio Wahyu Prayogo di Situbondo, Jawa Timur. ANTARA/Novi Husdinarianto

Oleh Masuki M. Astro

POLITIKABC.COM - Karna dan Rio memberi contoh sikap legawa dari kontestan pemilihan umum kepala daerah (pilkada) yang mengakhiri pertandingan dengan sikap penuh damai.

Yusuf Rio Wahyu Prayogo, yang dalam Pilkada 2024 ini berpasangan dengan calon wakil bupati Ulfiyah, pada Jumat 29 November 2024 pagi mendatangi Pendopo Aryo, Pemkab Situbondo, untuk menemui bupati petahana Karna Suwandi. 

Baca Juga: Duh! Puluhan Pengawas Kelurahan dan Desa dari Bawaslu Situbondo Alami Keracunan Makanan

Pada pilkada tahun ini, Karna dan wakilnya Khoerani kembali maju sebagai kontestan.

Rio dan timnya diterima oleh Bung Karna, sapaan akrab Karna Suswandi, dengan senyuman merekah. 

Sesuai hasil hitung cepat Pilkada 2024 di Situbondo, Jawa Timur, duet Rio dengan Ulfiyah mengungguli perolehan suara pasangan Karna Suswandi dengan Khoerani.

Baca Juga: Kemenkes Tempatkan Seorang Dokter Spesialis Kandungan Lulusan Filipina di RSUD Besuki Situbondo

Rio yang mengenakan jas warna hitam datang dengan sikap penuh hormat kepada Karna. 

Setelah memegang tangan Karna, Rio menundukkan kepala dan mencium tangan pesaingnya itu. Rio datang menemui pesaingnya itu bukan layaknya sebagai pemenang.

Bukan hanya mencium tangan, kepala Rio yang masih menunduk berpindah, disentuhkan ke bagian atas dada kiri Karna, lalu diakhiri dengan saling menggoyang tangan dari keduanya yang masih berpegangan. 

Baca Juga: Pusat Perbelanjaan Konveksi dan Pasar Swalayan KDS di Situbondo Ludes Terbakar, Kerugian Miliaran Rupiah

Goyangan tangan itu merupakan ekspresi keakraban persaudaraan yang tidak dibuat-buat.

Banyak komentar positif yang disampaikan oleh masyarakat bahwa pilkada di Situbondo yang kali ini hanya diikuti dua pasangan itu "keren" dan menggetarkan hati yang melihat momen pertemuan Karna-Rio, meskipun hanya lewat video. 

Bahkan, meminjam istilah anak milenial, pemandangan perjumpaan hati itu, "keren banget". Video pertemuan itu, kini banyak tersebar di berbagai kanal media sosial.

Pemandangan itu sama sekali tidak menyisakan sikap bahwa sebelumnya mereka berkompetisi untuk merebut hati rakyat dan menduduki jabatan bupati. 

Sebagai ajang kompetisi, hampir pasti, pada masa kampanye, sebelum pencoblosan, keduanya saling mengulik kekurangan pesaingnya itu. Bahkan, mungkin saling "serang".

Pada Jumat berkah pagi itu atau 2 hari setelah pencoblosan, keadaan perpolitikan negeri ini menyuguhkan pemandangan penghormatan seorang junior kepada seniornya. 

Secara usia, Rio memang lebih muda dari Karna, demikian juga dalam hal jabatan. Rio adalah penerus dari Bung Karna sebagai Bupati Situbondo.

Sehari sebelumnya, Bung Karna juga menunjukkan sikap legawa dengan mengucapkan selamat kepada pasangan calon Yusuf Rio Wahyu Prayoga dengan Ulfiyah, setelah hasil hitung cepat pilkada setempat, perolehan suara pasangan Karna Suswandi dengan Khoerani kalah dari pesaingnya.

Sesuai hasil hitung cepat internal pasangan calon nomor urut 1, Rio-Ulfi memperoleh 204.133 suara atau 51,8 persen, sedangkan Karna Suswandi-Khoirani memperoleh 190.140 suara atau 48,2 persen. 

Meskipun demikian, semua masih menunggu pengumuman yang menjadi landasan resmi untuk ditetapkan sebagai pemenang oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Bagi Rio, ucapan selamat lebih awal dari Karna itu harus diapresiasi karena menampilkan sikap seorang tokoh yang berjiwa besar.

Atas sikap pesaingnya itu, akhirnya Rio dan pasangan serta tim pendukungnya mendatangi pendopo, tempat Karna tinggal sebagai bupati, untuk menyampaikan rasa hormat.

Bukan hanya menampilkan suasana sejuk, sikap Karna dan Rio itu juga menjadi sebentuk edukasi kepada masyarakat, bukan hanya di Kabupaten Situbondo yang dikenal sebagai kota santri, melainkan juga kepada seluruh elite politik dan masyarakat di berbagai daerah di negeri kita untuk menjunjung tinggi persaudaraan di atas kepentingan politik sesaat.

Bahwa pernyataan "siap menang dan siap kalah" harus betul-betul ditunjukkan dengan praktik nyata, khususnya ketika seseorang yang sedang maju dalam pencalonan mendapati kenyataan pahit, yaitu kalah dalam perolehan suara.

Dengan jabat tangan dua pesaing ini, kita berharap Kabupaten Situbondo dalam 5 tahun ke depan akan makin maju, bahkan bisa menjadi contoh rekonsiliasi nyata, setelah pertarungan politik usai.

Rio Wahyu yang telah menegaskan akan terus menjalin komunikasi dengan Karna Suswandi, tentu tidak akan canggung dan gengsi untuk mengadopsi dan meneruskan program bupati sebelumnya. 

Menjalankan program berkesinambungan bukan sesuatu yang menurunkan harga diri seorang bupati dalam memimpin daerah.

Apalagi, optimisme itu juga ditegaskan oleh Karna Suswandi bahwa ia dan pasangannya Khoerani beserta para pendukungnya tidak akan membuat gejolak di daerah yang sama-sama mereka cintai itu.

Bertemunya Karna dengan Rio, yang tentunya bukan hanya pertemuan fisik, melainkan juga pertemuan hati, membawa berkah dan meneduhkan suasana batin semua pihak di daerah itu.

Sesuai pemetaan yang dilakukan oleh Kepolisian Republik Indonesia Daerah Jawa Timur, Kabupaten Situbondo merupakan salah satu dari 7 daerah dengan kategori sangat rawan dalam menghadapi Pilkada serentak 2024.

Meskipun demikian, fakta suasana aman dan damai di Situbondo ini bukan berarti tim Polda Jatim salah dalam melakukan pemetaan. 

Sebelum terjadi pertemuan antara Karna dengan Rio, keamanan dan ketertiban di Situbondo sangat kondusif berkat kerja keras semua pihak, baik kepolisian, TNI, para ulama, termasuk masyarakat yang memiliki kedewasaan dalam berpolitik.

Pilkada sudah usai, saatnya masyarakat kembali kepada kesibukannya masing-masing. Sebagaimana yang disampaikan Rio yang akan memimpin Kabupaten Situbondo untuk 5 tahun ke depan, semua pihak harus sadar bahwa tidak ada lagi "pemisahan", seperti pantun yang terangkum antara kata lonthong (lontong) dengan dhuwe' (juwet), tidak ada lagi calon nomor settong (satu) dan nomor duwe' (dua). 

Diksi lonthong, dhuwe', settong, dan duwe' adalah Bahasa Madura yang masih dipegang sebagai sarana komunikasi oleh masyarakat Situbondo.

Sekarang, semua adalah satu, yakni sebagai masyarakat Situbondo. Dari Situbondo, Karna-Rio serta masyarakat pendukungnya masing-masing, mengabarkan pesan indah tentang politik yang damai, persaingan yang berakhir dengan bahagia.***

Sumber: Antara

Berita Terkait