DECEMBER 9, 2022
Nusantara

168 Personel Gabungan Diterjunkan untuk Evakuasi Korban Bencana Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki

image
Sejumlah aparat kepolisian, TNI dan Tagana, serta rewalan melakukan evakuasi korban bencana gunung api Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur. ANTARA/Ho-Humas Polres Flores Timur

POLITIKABC.COM - Sebanyak 168 personel gabungan dilibatkan dan diterjunkan untuk membantu mengevakuasi para korban bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki yang meletus pada Minggu 3 November 2024 malam.

Kabid Humas Polda NTT Kombes Pol Ariasandy mengatakan bahwa jumlah tersebut terdiri atas Polres Flores Timur berjumlah 25 orang, Brimob 25 orang dan Polsek 15 orang.

“Selain itu dilibatkan juga personel dari TNI, Tagana serta relawan,” katanya, Senin 4 November 2024. 

Baca Juga: Gunung Ibu di Halmahera Barat Terus Erupsi, Warga Dilarang Beraktivitas dalam Radius 4 Kilometer

Ariasandy mengatakan bahwa keterlibatan aktif Polres Flores Timur dalam mengevakuasi warga terdampak erupsi dan membersihkan akses jalan di desa-desa yang terkena dampak, termasuk Desa Hokeng Jaya di Kecamatan Wulanggitang.

“Dalam proses evakuasi, tim berfokus untuk memastikan keselamatan warga,” ujar dia.

Ariansandy juga mengatakan bahwa pascaerupsi yang terjadi pada Minggu malam, status Gunung Lewotobi meningkat dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas).

Baca Juga: PVBMG: Status Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur Naik dari Siaga Menjadi Level Awas

Hal ini menandakan keadaan yang semakin kritis. Akibat erupsi, material panas, batu api, dan abu vulkanik terlempar hingga radius enam kilometer, menyebabkan kerusakan dan menimbulkan korban jiwa.

Dari data sementara, yang diterima oleh aparat kepolisian setempat erupsi ini telah menelan korban dengan jumlah menjadi sembilan orang.

Selain itu juga puluhan orang luka-luka akibat tertimpa material letusan dan banyak bangunan hangus terbakar.

Baca Juga: Aktivitas Vulkanik Gunung Lewotobi Meningkat, PVMBG: Zona Bahaya pada Radius 7 Kilometer dari Puncak

“Warga dari tujuh desa sekitar, yaitu Desa Klatanlo, Dulipali, Nobo, Hokeng Jaya, Boru Kedang, Pululera, dan Nawakote, terpaksa mengungsi menuju perbatasan Kabupaten Sikka dan Kecamatan Titehena di Kabupaten Flotim,” tambah dia.***

Sumber: Antara

Berita Terkait