DECEMBER 9, 2022
Humaniora

Fakta Menarik tentang Hewan Berbisa dan Beracun, Apa Bedanya?

image
Ular Derik Punggung Berlian Barat, salah satu hewan berbisa. (pixabay/ignartonosbg)

POLITIKABC.COM - Saat mendengar kata racun atau bisa, sering kali kita membayangkan hewan-hewan berbahaya seperti ular, kalajengking, atau katak beracun. Namun, tahukah kamu bahwa hewan racun dan berbisa sebenarnya berbeda? 

Keduanya memang berpotensi membahayakan, tetapi cara kerjanya berbeda. Lalu, apa perbedaan utama antara bearacun dan berbisa?

Racun adalah zat berbahaya yang masuk ke dalam tubuh melalui konsumsi, pernapasan, atau penyerapan melalui kulit. Hewan beracun, seperti beberapa spesies katak beracun atau ikan buntal, biasanya tidak secara aktif menyerang mangsanya dengan racunnya. 

Baca Juga: Duh! Puluhan Pengawas Kelurahan dan Desa dari Bawaslu Situbondo Alami Keracunan Makanan

Jika predator memakan hewan tersebut atau menyentuhnya, racun tersebut akan masuk ke tubuh dan menimbulkan efek berbahaya.

Sementara itu, bisa adalah zat beracun yang disuntikkan ke dalam tubuh korban melalui gigitan atau sengatan. 

Hewan berbisa, seperti ular atau lebah, memiliki mekanisme khusus untuk menyuntikkan bisa tersebut langsung ke tubuh mangsanya. Bisa ini bekerja lebih cepat karena langsung masuk ke sistem tubuh melalui luka gigitan atau sengatan.

Baca Juga: Kronologi Empat Pekerja Pabrik Pupuk PT Multidaya Putra Sejahtera Meninggal, Diduga Keracunan Gas

Perbedaan mendasar antara racun dan bisa adalah cara zat berbahaya ini masuk ke tubuh. Hewan beracun menimbulkan bahaya jika disentuh atau dimakan, sedangkan hewan berbisa menyuntikkan zat berbahaya secara langsung. 

Jadi, meskipun efeknya bisa sama-sama mematikan, cara penyebarannya sangat berbeda.

Beberapa hewan yang terkenal beracun antara lain katak panah beracun di Amerika Selatan. Warna kulitnya yang cerah menjadi peringatan bagi predator bahwa mereka sangat beracun. 

Baca Juga: Sejumlah Siswa SD di Palembang Keracunan Permen Semprot, BPOM: Sudah Kadaluarsa, Tetap Diperbolehkan Beredar

Jika disentuh atau dimakan, racun mereka bisa berakibat fatal. Ikan buntal juga memiliki racun yang mematikan pada organ dalamnya, yang bisa membunuh manusia jika tidak diproses dengan benar.

Ular kobra dan taipan termasuk contoh klasik hewan berbisa. Mereka menggunakan taring tajam untuk menyuntikkan bisa ke mangsanya.

Bisa ini bisa melumpuhkan atau bahkan membunuh korban dalam waktu singkat. Lebah juga termasuk hewan berbisa, meskipun efeknya biasanya tidak mematikan kecuali jika seseorang alergi terhadap sengatannya.

Baca Juga: Respons Husein Muhammad atas Esai Denny JA Soal Kurban Hewan di Era Animal Rights: Simbol Solidaritas Sosial

Alasan evolusi hewan mengembangkan racun atau bisa adalah untuk melindungi diri dan berburu.

Racun membantu hewan beracun menghindari predator, sementara bisa membantu hewan berbisa menangkap mangsa mereka dengan lebih efektif. Ini adalah alat bertahan hidup yang sangat penting di alam liar

Tidak semua ular berbisa, meskipun banyak orang berpikir demikian. Faktanya, sebagian besar ular di dunia tidak memiliki bisa dan tidak berbahaya bagi manusia.

Baca Juga: Respons Albertus M. Patty atas Esai Denny JA, Pergulatan Reinterpretasi: Ritual Pengurbanan Hewan pada Idul Adha

Ular yang berbisa memiliki taring khusus yang memungkinkan mereka menyuntikkan bisa. Sebaliknya, ular tidak berbisa menggunakan metode lain untuk membunuh mangsa, seperti melilitnya.

Warna cerah pada hewan sering kali menjadi tanda bahaya. Misalnya, katak panah beracun memiliki warna-warna mencolok untuk memperingatkan predator. Namun, tidak semua hewan berbahaya menunjukkan tanda-tanda ini secara jelas. Oleh karena itu, penting untuk selalu berhati-hati saat berada di habitat mereka, seperti hutan atau laut.

Bisa dan racun dapat memiliki efek yang sangat beragam pada manusia, mulai dari gejala ringan seperti pembengkakan atau mual, hingga efek mematikan seperti kelumpuhan atau kematian. Ular berbisa seperti taipan darat memiliki bisa yang sangat kuat, yang dapat membunuh seseorang dalam hitungan menit jika tidak segera diobati.

Cara terbaik untuk menghindari hewan berbisa dan beracun adalah dengan menghormati habitat mereka dan tidak mengganggu mereka. Di alam liar, selalu waspada terhadap tanda-tanda keberadaan mereka, seperti suara desisan atau warna mencolok. Dan jika kamu berada di area yang banyak hewan berbisa, gunakan pakaian pelindung dan hindari kontak langsung.

Dengan memahami perbedaan antara racun dan bisa, serta hewan-hewan yang mengandung zat berbahaya ini, kita bisa lebih waspada dan aman saat menjelajahi alam.***

Penulis : Rifqi Afiyatul Maula Rohman

Berita Terkait