Israel 63 Kali Gempur Kamp Pengungsi Nuseirat di Jalur Gaza, Puluhan Orang Meninggal, Ratusan Terluka Parah
- Penulis : Ulil
- Senin, 22 Juli 2024 09:55 WIB
POLITKABC.COM - Kamp pengungsi Nuseirat di Jalur Gaza bagian tengah digempur Israel sebanyak 63 kali dalam sepekan terakhir, sehingga menyebabkan 91 orang meninggal dan 251 lainnya terluka parah.
Kamp pengungsi Nuseirat adalah salah satu yang paling padat di seantero Gaza dan saat ini menampung sekitar 250.000 warga yang terpaksa mengungsi akibat agresi Israel.
Laporan media tersebut menyebut, Israel dan Amerika Serikat "secara penuh bertanggung jawab atas pembantaian tak berujung terhadap pengungsi dan warga sipil" tersebut.
"Lebih dari 75 persen korban serangan tersebut dirawat di rumah sakit akibat luka bakar yang disebabkan oleh senjata termal dan kimia Israel," demikian laporan kantor media setempat pada Ahad 21 Juli 2024.
Selain itu, komunitas internasional, Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan organisasi internasional lain didesak menguatkan tekanan supaya pasukan Israel mengakhiri genosida yang dilakukannya dan menghentikan pertumpahan darah di Jalur Gaza.
Amerika Serikat juga didesak berhenti membantu Israel dalam melakukan agresinya di Gaza.
Baca Juga: MUI Nonaktifkan Dua Orang yang Terafiliasi dengan Organisasi di Israel
Menurut laporan media tersebut pula, setidaknya sudah dua juta warga Palestina di Jalur Gaza terpaksa mengungsi akibat serangan Israel sejak 7 Oktober 2023.
Agresi Israel telah menyebabkan hampir 39.000 warga Palestina, yang sebagian besar merupakan wanita dan anak-anak, meninggal dan lebih dari 89 ribu lainnya terluka.
Meski dihadapkan dengan kecaman internasional bertubi-tubi dan Resolusi DK PBB yang menginstruksikan gencatan senjata segera, Israel tak kunjung berhenti menggempur Jalur Gaza.
Baca Juga: Uni Eropa Kecam Resolusi Parlemen Israel yang Menentang Pembentukan Negara Palestina
Padahal, Mahkamah Internasional (ICJ) dalam putusannya memerintahkan Israel segera menghentikan operasi militer ke kota Rafah di Gaza selatan, di mana lebih dari sejuta warga sipil mengungsi dari perang.***