Peneliti dari Sejumlah Universitas Optimis Indonesia Mampu Jadi Pusat Studi Kebencanaan Global
- Penulis : Ulil
- Senin, 22 Juli 2024 08:50 WIB

Hal itu dikarenakan berdasarkan laporan World Risk Report (WRR) pada 2023 Indonesia menempati posisi kedua sebagai negara dengan indeks risiko bencana alam tertinggi setelah Filipina dengan skor 43,5.
Risiko tersebut telah direspons menjadi modalitas bahan studi sampai menjadi inovasi dan teknologi dalam pengurangan risiko bencana oleh para peneliti Indonesia, menurut Winaryo hal ini tak terkecuali UGM yang mengembangkan alat bernama Deniji.
Deniji adalah alat peringatan dini bencana yang didesain khusus dengan teknologi sensor pendeteksi ketinggian muka air pada aliran sungai yang dikembangkan oleh PSBA UGM.
Baca Juga: Dikecam Warga Indonesia, PBNU Panggil Lima Warga NU yang Bertemu Presiden Israel Isaac Herzog
Ia menjelaskan, alat Deniji dilengkapi sensor yang terintegrasi dengan sistem informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk kemudian menyampaikan kondisi aliran sungai kepada masyarakat setempat.
Data yang terekam oleh sensor itu bisa dipantau secara langsung saat itu juga atau real time melalui laman internet pemerintah sehingga bisa diakses masyarakat umum.
"Hal yang penting lain, sensor pada alat tersebut juga merekam data harian yang siap digunakan untuk penelitian sebagaimana prinsip pengurangan risiko dan resiliensi berkelanjutan yang mendorong sains, rekayasa, teknologi dan inovasi dalam unsur perencanaan pembangunan menuju Indonesia emas 2045," katanya.***