DECEMBER 9, 2022
News

Penderita DBD di Kota Madiun Meningkat Drastis Capai 504 Kasus, Ini Penyebabnya

image
Petugas melakukan "fogging". Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan KB Kota Madiun mencatat 504 kasus penderita Demam Berdarah Dengue (DBD)/(ANTARA/HO-Diskominfo Kota Madiun)

POLITIKABC.COM - Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan KB Kota Madiun mencatat 504 kasus penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) hingga pertengahan tahun 2024 yang terjadi di wilayah setempat.

Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan KB Kota Madiun Denik Wuryani mengatakan, jumlah itu meningkat jauh dibanding tahun lalu yang hanya 144 kasus.

Menurut dia, wilayah Kecamatan Taman tercatat paling banyak temuan kasus DBD, yakni ada sebanyak 196 kasus. Sedang Kecamatan Manguharjo ditemukan 173 kasus dan Kecamatan Kartoharjo ada sebanyak 135 kasus.

Baca Juga: Pengasapan Dua Kali Tiap Pekan, Pemkab Kepulauan Seribu Targetkan Tidak Ada Kematian Akibat DBD

"DBD memang ada kenaikan kasus, salah satunya karena cuaca yang tidak menentu. Tetapi ini tidak hanya di Kota Madiun. Trennya hampir semua daerah ada kenaikan. Makanya perlu kita tingkatkan kewaspadaan," kata Denik, Jumat 5 Juli 2024. 

Tak hanya DBD, pihaknya juga mencatat kasus Demam Dengue (DD) di Kota Madiun juga tinggi. Demam Dengue (DD) ini karena infeksi virus dengue, namun biasanya hanya menimbulkan gejala ringan.

Mudahnya DD adalah tahap awal sebelum menjadi DBD. Kasus DD di Kota Madiun jauh lebih banyak. Totalnya mencapai 775 kasus. Rinciannya, sebanyak 318 kasus di Kecamatan Taman, 246 kasus di Kecamatan Manguharjo, dan 211 kasus di Kecamatan Kartoharjo.

Baca Juga: Filosifi Kang Osi Dalam Peluncuran Tahapan Pilkada 2024 di Kota Madiun

"Demam berdarah dengue atau DBD adalah demam dengue tingkat lanjut. Tingkatan di atasnya lagi DSS atau 'dengue shock syndrome'," katanya.

Denik menambahkan kasus DB memang tidak melihat pada kondisi musim. Namun, pada saat musim kemarau penanganannya lebih mudah karena hanya fokus pada tempat penampungan air di dalam rumah. Namun, biarpun saat ini musim kemarau tetapi masih terjadi turun hujan. Karenanya, perhatian juga harus diberikan kepada tempat-tempat penampungan air di luar lingkungan rumah.

"Prinsipnya tetap sama. Perlu menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Tidak hanya di dalam rumah tetapi juga di lingkungan sekitar rumah. Galakkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan 3M plus," katanya.

Baca Juga: Kualitas Udara di Jakarta Hari Ini Jadi yang Paling Buruk di Indonesia, Berpotensi Picu Beragam Penyakit Berat

Selain itu, Dinas Kesehatan setempat juga gencar melakukan fogging atau pengasapan untuk membunuh nyamuk dewasa pembawa virus dengue. Saat ini pengasapan berlangsung di wilayah Kelurahan Pangongangan.

Pihaknya meminta masyarakat tetap waspada. Sebab upaya menekan perkembangbiakan nyamuk memang tidak cukup hanya fogging, tapi juga PSN melalui 3M.***

Sumber: Antara

Berita Terkait