Telan Korban Jiwa hingga 56 Orang, Begini Kronologi dan Penyebab Bentrok antar Suporter Sepak Bola di Guinea
- Penulis : Ulil
- Selasa, 03 Desember 2024 07:06 WIB

Sebuah video yang diverifikasi Reuters menunjukkan puluhan orang mencoba melarikan diri dengan memanjat tembok tinggi stadion.
Mantan Presiden Guinea, Alpha Conde, menyebut tragedi ini sebagai bukti buruknya organisasi acara dalam kondisi negara yang masih tidak stabil.
“Dalam situasi di mana negara telah diliputi ketegangan dan pembatasan, tragedi ini menyoroti bahaya dari penyelenggaraan yang tidak bertanggung jawab,” kata Conde.
Seorang pejabat pemerintah kota yang tidak ingin disebutkan namanya menambahkan kebanyakan korban adalah anak-anak di bawah umur yang terjebak dalam kekacauan setelah polisi menembakkan gas air mata.
Ia juga menggambarkan pemandangan penuh kebingungan ketika para orang tua yang bergegas mengambil jenazah sebelum proses penghitungan resmi.
Kelompok oposisi National Alliance for Change and Democracy menuding pemerintah bertanggung jawab atas tragedi ini karena menyelenggarakan turnamen untuk menggalang dukungan politik bagi Doumbouya, yang melanggar piagam transisi sebelum pemilihan presiden yang sudah dijanjikannya.
Baca Juga: Ketua Umum PSSI Erick Thohir Mengecam Keras Pemukulan Wasit hingga Terkapar di Laga Sepak Bola PON
Hingga berita ini diturunkan, junta militer Guinea belum memberikan tanggapan atas tuduhan tersebut.
Junta pimpinan Doumbouya sebelumnya menyepakati masa transisi dua tahun menuju pemilu sejak 2022, namun hingga kini belum menunjukkan tanda-tanda akan menyelenggarakan pemilu. Situasi ini memicu ketidakpuasan publik yang berujung pada protes-protes berdarah.
Pada hari yang sama, Human Rights Watch (HRW) mengeluarkan laporan yang menuduh junta Guinea menggunakan kekerasan berlebihan terhadap demonstran, termasuk gas air mata dan tembakan senjata api, serta tak bisa memenuhi janji memulihkan pemerintahan sipil pada Desember 2024.
Konfederasi Sepak Bola Afrika (CAF) bersama FIFA telah bekerja untuk mengatasi masalah kepadatan dan keselamatan stadion di seluruh Afrika. Insiden di Nzerekore ini menambah panjang daftar tragedi serupa di stadion-stadion Afrika dalam puluhan tahun terakhir.***